"Bingung mau manggil Bapak atau sayang."
"Kanaya, pegang ucapan saya. Saya akan bertanggung jawab atas bayi ini."
Berkisah tentang gadis SMA-Kanaya-yang hamil akibat "insiden" tak terduga bersama pria berumur 30 tahun bernama Jovan, seorang guru Dos...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Flashback on
Dengan derap langkah cepat, laki-laki itu berjalan disepanjang lorong kantor sampai sepatunya mengeluarkan bunyi yang cukup berisik. Rahang yang mengatup pun tatapan mata tajam seolah mengisyaratkan bahwa ia tengah dilanda amarah dalam dadanya.
Jovan melonggarkan dasi yang melilit lehernya tatkala ia membuka pintu ruang kerja, dan mendaratkan bokongnya kasar di kursi yang biasa ia tempati.
"Maaf, Pak. Saya tidak tahu kalau klien kita tadi Ayah dari mantan tunangan Bapak," ucap Dimas, laki-laki yang saat itu berdiri tegak di depan Jovan.
Ia mengibaskan tangan di udara. "Gapapa, Dim. Itu bukan salah kamu."
Dimas mengangguk pelan, ia kembali berucap, "Apa Bapak serius untuk membatalkan kerja sama dengan JJ Corp? Saya pikir ini kesempatan dan potensi yang sangat bagus untuk perusahan Bapak."
Jovan mendengus geli. "Apa kamu gak dengar tadi syaratnya apa? Saya harus menikah dengan anaknya kalau saya menyetujui kerja sama itu. Hah, si tua bangka itu sudah gila! Kamu tau sendiri kalo saya sudah menikah, saya gak mau meninggalkan Kanaya hanya karena kerja sama sialan itu!" sahutnya lantang.
"Saya paham, Pak. Tapi tolong dipikirkan lagi, siapa tau ada jalan lain selain itu."
"Lebih baik perusahaan ini hancur dari pada saya kehilangan istri saya. Toh masih banyak perusahaan lain yang jauh lebih baik, tanpa syarat gila seperti tadi."
Jovan memijat pelipisnya yang terasa berkedut beberapa saat. Laki-laki itu langsung menoleh ke arah layar laptop ketika benda itu mengeluarkan bunyi tanda pesan masuk email.
"Putuskan kerja sama dengan perusahaan itu, dan atur jadwal untuk bertemu dengan Golden Corp besok," ucap Jovan, seraya memberikan berkas-berkas yang sudah dia tanda tangani sebelumnya.
"Baik."
Tok ... tok
"Masuk."
Laki-laki pemilik lesung pipit itu menoleh sekilas, namun ia segera merotasikan bola matanya malas setelah melihat kedatangan sosok wanita bersetelan bodycon dress yang cukup ketat memperlihatkan lekuk tubuh seksinya. Ia memilih kembali fokus dengan layar laptop yang menampilkan kiriman tugas melalui email dari anak didiknya di kampus. Demi Tuhan, dia sudah sangat muak dengan wanita itu. Bahkan untuk melihatnya saja dia seperti ingin muntah.
Wanita itu masuk dan berjalan mendekat ke arah meja kerja Jovan dengan senyum mengembang.
"Hai, Jovan. Udah lama gak ketemu, ya?" ucapnya ramah.
Jovan tak peduli dengan sapaan penuh basa basi dari wanita yang berstatus mantan tunangannya itu.
"Kok kamu cuek gitu sih? Emang kamu gak kangen sama aku? Aku belain jauh-jauh dateng ke sini cuma buat ketemu sama kamu loh," ujarnya dengan nada merajuk.