50. Mario's request

11.1K 383 67
                                    

"Jadi lo udah baikan sama Om Jovan?" tanya Gabby yang berjalan berdampingan di sebelah Kanaya, keduanya baru saja selesai kelas.

Kanaya mengangguk pelan. "Hmm ... ya gitu deh. Ceritanya panjang banget."

Sang sahabat hanya tersenyum senang, dia merangkul lengan Kanaya erat. "Gue seneng banget! Akhirnya lo udah balik lagi sama Om Jovan. Lo tau gak sih? Om Jovan stres banget waktu lo ninggalin dia. Gue denger Om Jovan sama Bima sempet berantem gara-gara itu."

Kanaya tertegun sejenak, lalu meloloskan napas berat. "Iya, seharusnya gue gak egois kaya dulu, dan gak pergi disaat ada masalah."

Menyadari raut wajah masam Kanaya, Gabby berusaha menyairkan suasana. "Udah lah Nay, yang penting sekarang masalah lo udah kelar. Gue ngerti posisi lo, lo pasti tertekan karena masalah itu."

Kanaya tersenyum tipis dan mengangguk pelan menanggapi ucapan Gabby.

"Oh ya! Ngomong-ngomong soal Bima, lo udah dapet kabar belum kalo Bima sama Vika mau nikah setelah wisuda nanti?"

"Serius lo?!" sahut Kanaya terkejut.

"Gue juga baru dapet kabar ini dari Haekal tadi malem. Mungkin mereka berdua sibuk makanya gak sempet kasih kabar ke kita, lo tau lah calon dokter kaya gimana," ucapnya disertai kekehan.

Mendengar hal itu, tak ayal Kanaya merasa hatinya sangat senang. "Gue gak nyangka mereka akhirnya nikah juga."

"Lo gak cemburu 'kan, Nay?"

"Gue? Cemburu? Ya enggak lah Gab. Justru gue seneng banget temen-temen gue nikah sama orang yang tepat."

Gabby beralih merangkul Kanaya sangat erat, dan mengajaknya bergegas berjalan cepat.

"Terus, lo sama Haekal kapan?" Goda Kanaya.

"Ih apaan sih lo, Nay? Kok bawa-bawa si Haekal."

Meski nampak sebal, namun Kanaya tau isi hati sang sahabat yang sebenarnya. Dia hanya pura-pura tidak tahu tentang apa yang terjadi diantara kedua sahabatnya itu.

"Iya deh iya sorry ...." Kanaya hanya mengangguk-anggukkan kepala.

Baru saja beberapa langkah, pergerakan mereka terhenti tatkala suara lantang memanggil Kanaya dari arah belakang.

"KANAYA!"

Kompak keduanya menoleh, menampilkan sang guru Dosen yang tengah melambaikan tangan seraya tersenyum lebar.

"Dipanggil Om Jovan tuh," kata Gabby menyenggol lengan Kanaya pelan.

Kanaya menelan ludah susah payah, pasalnya kini ia tengah menjadi pusat perhatian para Mahasiswa yang berlalu lalang.

"SAYANG TUNGGU SEBENTAR!" Teriaknya lagi.

Bola mata yang membulat sempurna menandakan keterkejutan ketika mendengar sebuah kata yang mampu membuat orang-orang di sana melongo.

"Gila ... gila ... kenapa dia manggil sayang segala. Mampus nih gue."

Kanaya segera balik badan dan berjalan lebar, dia ingin menghindari tatapan orang-orang yang mungkin masih tertegun dengan sahutan Jovan.

"Stresnya udah gak ketolong. Dia gak sadar apa, ini masih di kampus. Mau di taro di mana muka gue sekarang."

Grep!

"Kanaya ... aku udah bilang tunggu, tapi kenapa kamu malah lari," ucap pria yang kini menggenggam pergelangan tangan Kanaya yang membuat langkahnya terhenti.

OM DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang