Hari Pertama

79 6 21
                                    

"Hai, aku Biru Pramana!"

Sejenak suasana terasa hening. Semua mata hanya tertuju pada seseorang yang baru saja datang dari balik pintu kelas IPA 1. Rambut lurus panjang sebahu dan berponi. Berkulit putih dan tinggi badan hanya 160 cm. Dalam beberapa detik mereka cukup terpesona hingga sebuah suara mengembalikan alam sadar mereka.

"Ya ... anak barunya manis sekaleee ..." Rega calon mantan Ketua OSIS. Dalam beberapa minggu ke depan, jabatan itu akan resmi dilepasnya lalu digantikan oleh Ketua OSIS yang baru. Dia menjentik-jentikkan telunjuknya pada meja sampai menimbulkan suara tuk ... tuk ... tuk ... lalu berseloroh pada teman sebangkunya, "Ini baru produk impor!"

"Apaan sih," lirih teman sebangku Rega yang tak menganggap penilaian sahabatnya itu penting.

"Yeeee ..." kelas bergemuruh seakan itu tanda penyambutan anak baru. Biru menunduk malu, sedikit membentuk senyum di sudut bibirnya.

"Ya sudah. Biru, duduk di sana," tunjuk ibu Lilis pada bangku kosong di samping seorang siswa berambut pendek.

"Bu, gak salah Biru duduk di pojok belakang? Ntar susah ngikutin pelajaran Bu ..."

"Mau kamu, Biru duduk di mana Wisnu?" tanya Ibu Lilis dengan tatapan mematikannya. Pasti Wali Kelas itu sudah tahu maksud terselubung Wisnu.

"Dekat aku aja ... hehehe."

"Huu ..." jawabannya langsung disambut sorakan dan hujatan dari seisi kelas. Maunya lo....

"Sudah ... sudah ... sudah ... jangan berisik," kelas kembali tenang. Dan ibu Lilis mempersilahkan Biru duduk di tempatnya.

"Hai," sapa Biru pada Elka, teman sebangkunya. Cewek berambut pendek itu menyukai komik komedi. Tak ada kamus serius dalam hidupnya. Semua harus berjalan santai. Berjiwa pemimpin karena selalu bisa menengahi pertengkaran kedua sahabatnya. Dan yang paling patut dipuji, Elka memiliki jiwa kepedulian yang tinggi.

Ketika dua sahabatnya yang lain menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan Biologi, Elka tidak menyukai semua mata pelajaran. Walau demikian, gadis tomboy itu selalu mendapatkan nilai bagus. Kalau katanya Elka, "Gue beruntung aja hahaha ..." Oh ya, Elka mempunyai kata-kata jimat yang selalu ia ucapkan dengan mengangkat kedua bahunya dengan pongah, HAKUNA MATATA yang berarti jangan khawatir. Anak itu menconteknya dari film Lion King yang ia tonton entah sudah berapa puluh kali.

Biru menoleh ke belakang. Menyapa dua orang lainnya dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Ada Fera duduk paling pojok. Senyumnya terlalu murah. Dia menyukai komik misteri dan novel berbahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya cukup diperhitungkan. Berkacamata minus tiga dan sedikit telat mikir. Mungkin karena kebanyakan memikirkan kasus-kasus misteri dalam komiknya. Dan benda keramat yang selalu dibawanya kemana-mana adalah bacaan! Entah itu komik, novel bahkan sobekan koran pun bisa jadi bahan bacaan baginya kecuali buku pelajaran!

Dan terakhir, yang dari awal terlihat selalu cemberut, Indah. Teman sebangku Fera yang sealiran dengan komik kesukaan Biru, komik dan novel romantis. Biologi santapan terlezatnya. Baru akan banyak bicara jika ada sesuatu yang tidak ia sukai. Mulutnya tak akan berhenti mengoceh sampai Fera yang duduk di sebelahnya menutup telinga atau pergi meninggalkannya sebentar.

"Jadi lo juga suka komik dan novel juga?" sorak Fera setelah berkenalan dan sedikit bercerita tentang hobi Biru. Biru mengangguk dan tersenyum, "Ia!"

**********

"Biru tolong baca halaman 102," ucap Ani guru Bahasa Indonesia.

"Biru, apa kamu mendengarkan kata-kata saya?" kesal Ani seakan tak dihiraukan.

"Hei, dipanggil Bu Ani tu," Elka menyentuh bahu Biru yang sedang tertunduk. Biru terlonjak mengangkat wajahnya.

"Kamu nangis?" tanya Bu Ani mencari tahu.

Buruan Tembak Gue!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang