TERIMA KASIH TEMAN-TEMAN YANG SELALU DUKUNG KARYA INI HINGGA MEMASUKI BAB KE 36. SEMOGA TULISAN INI BANYAK MEMBERIKAN MANFAAT, HIKMAH DAN HIBURAN UNTUK PEMBACA.
TETAP SETIA DUKUNG PENULIS HINGGA AKHIR CERITA DENGAN VOTE, KOMEN DAN SHARE SEBANYAK-BANYAKNYA. MARI KITA SALING MENDUKUNG KARENA SETIAP APRESIASI YANG KALIAN BERIKAN AKAN SANGAT BERARTI BAGI PENULIS.
SAPA PENULIS JUGA DI INSTAGRAM @dia.purnama.9 UNTUK SEPUTAR CERITA YANG AKU TULIS.
SALAM SAYANG ...
***********
"Aku Biru, ceweknya Langit yang paling serakah, posesif dan manja. Berjanji akan selalu serakah, posesif dan manja tanpa berkurang sedikit pun meskipun langit ini akan runtuh dan semua gunung tertinggi di dunia ini memintaku untuk berbagi Langit pada mereka. Aku ogah! Kamu cuma punya aku titik dan gak pake koma." Biru melipat tangan kanannya di depan dada. Menghadap pada cermin besar di samping lemari kamarnya. Seolah dirinya sedang mendeklarasikan perasaan yang semakin membuncah.
Langit sudah mengubah dunianya semakin ceria. Seakan kembali pada masa Lestari bersamanya. Biru tak lagi sedih juga tak lagi menjadi penakut. Bahkan tanpa ia sadari bersama Langit beberapa bulan ini, Biru tak lagi meminum obat penenangnya. Rasa takutnya seolah menguap saat lengan kokoh Langit selalu merangkulnya.
"Pagi Oma," sapa Biru dengan senyum termanisnya.
"Pagi sayang," balas oma menatap dalam cucu kesayangannya hingga duduk di salah satu kursi di hadapannya.
"Oma bahagia sekali. Sekarang kamu selalu ceria," ucap oma yang membuat Biru tersipu malu.
"Iya dong Oma. Hidup itu harus ceria. Gak usah pake sedih-sedih lagi," ujar Biru dengan raut wajah bahagianya.
Lisa yang baru datang dari arah pintu depan pun menyahut. "Ia dong Ma, sudah ketemu pawangnya. Liat aja tuh, pagi-pagi begini pawangnya sudah datang. Mau kencan ya?" tanya Lisa setelah membukakan pintu untuk Langit. Dan laki-laki muda itu langsung duduk bergabung di meja makan setelah bersalaman dengan oma.
Bukannya menjawab pertanyaan Lisa, Biru langsung saja menyambar tangan Langit dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Sedangkan yang ditatap sudah siap dengan senyum ala kapten basketnya.
"Kok gak bilang mau datang?" lirihnya sedikit menggeram di samping Langit. Jelas saja. Saat ini Biru masih mengenakan piyama tidurnya dengan rambut yang dicepol sembarangan. Ini bukan sambutan yang manis untuk Langit yang pagi ini sangat terlihat manis di mata Biru.
"Sengaja. Biar kamu terkejut."
Biru mengulum senyum pada wajahnya yang sudah bersemu merah. Diraihnya kembali tangan Langit yang sudah menarik cepol rambutnya hingga terurai. "Ia, sangat terkejut," lirihnya dengan tatapan yang meminta oma berdehem pelan. "Eits, ingat papa belum tahu hubungan kalian. Jangan kebangetan dulu mesra-mesranya," peringatan oma yang membuyarkan senyuman di wajah Biru. Sedangkan Lisa dan Langit hanya tersenyum menahan tawa yang hampir meledak. Bahkan sampai detik ini hanya Biru yang belum mengetahui perjodohannya dengan laki-laki yang duduk di sampingnya itu.
"Oma," rengek Biru. Gadis itu masih bingung menceritakan hubungannya dan Langit kepada sang papa. Terlebih akhir sekolah semakin dekat. Itu berarti waktu bertemu dengan cowok pilihan mamanya akan semakin dekat pula. Tak ada cela baginya untuk menjelaskan tentang sosok Langit kepada papanya. Laki-laki yang membuat dunianya begitu berarti beberapa waktu belakangan ini. "Aku akan memperkenalkan Langit pada papa saat pertemuan dengan laki-laki pilihan mama itu," pikir Biru. Tak peduli dengan kemarahan Agung yang terlintas di pikirannya.
"Kalian mau ke mana hari ini?" tanya Lisa beralih kepada Langit.
"Ke rumah sakit Tante. Langit sudah buat janji dengan dokternya. Semua data tentang riwayat Biru sudah dipelajari oleh dokter itu. Jadi hari ini mungkin tidak akan memakan waktu lama untuk pemeriksaan," jelas Langit dengan yakin. Lisa mengangguk paham sambil menyambar selembar roti di hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/309029288-288-k387997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Buruan Tembak Gue!
Roman d'amourCinta itu tak pernah bergeser sedikit pun sejak ia menatap mata sayu gadis itu. Baraka Langit, berjanji akan menaklukkan calon tunangannya sendiri tanpa membawa label di jodohkan. Dan gadis bermata indah itu adalah Biru Pramana. Penakluk sang kapten...