Grand opening yang tertunda

18 4 10
                                    

***

Selamat malam semua ... jangan lupa, sebelum baca follow author dulu ya lalu vote dan beri komentar kamu biar authornya  makin semangat. ucapan terima kasih tak terhingga untuk teman-teman yang selalu dukung aku . semoga setelah selesai dengan kisah Langit dan Biru kita bertemu lagi dalam cerita-cerita halu author lainnya. love ... love sekebon buat kalian ...

***

"Mama sudah datang?" Langit menghampiri Ayunda di kursi VIP yang disiapkan khusus untuk donatur sekolah.

"Ia, diantar sopir tadi. Mana Birunya, bukannya kamu tadi jemput Biru?"

"Ia Ma, setelah acara nanti Langit kenalkan ke Mama," ucap Langit mengedipkan sebelah matanya.

"Awas lupa. Mama tagih janji kamu." Ayunda mengusap wajah putra tampannya sebelum Langit beranjak pergi.

Lampu panggung sudah menyala. Suasana di sekelilingnya pun juga sudah siap memulai acara. Panitia dan pengisi acara sudah mengambil posisi masing-masing. Malam ini, malam akan berakhirnya Rega sebagai Ketua OSIS secara resmi. Lalu berganti dengan kepengurusan yang baru. Di acara ini juga akan menampilkan suguhan-suguhan menarik persembahan tim OSIS senior sekaligus pengumuman untuk jumlah donasi terbaru dari donatur-donatur berduit Harapan Bangsa.

Dari balik meja bundar itu tampak Elka dan Biru yang membicarakan kedekatan Indah dan Rega. Sepertinya mantan Ketua OSIS itu datang terlambat. Begitu juga dengan sahabat mereka Indah.

"Jangan-jangan Rega nungguin Indah di salon dulu. Mampus tu cowok jenggotan deh di salon. Secara ibu itu gak pernah sebentar kalo ke salon," celetuk Elka mulai berghibah.

"Enak ya punya cowok yang pengertian. Bisa anterin ke salon, anterin belanja," ucap Biru dengan wajah mengkhayalnya.

"Nah, lo kan punya Langit. Kurang apa coba Langit?" Elka menyentil kening Biru pelan. "Belom ditembak lagi ya?" imbuh Elka sedikit berbisik. Biru menggeleng.

"Emang itu masih penting? Tingkah laku Langit itu sudah cukup jelas. Gak perlu nembak-nembak lagi. Suka banget yang ribet-ribet," Elka meraup makanan ringan di depan mejanya.

"Bagi gue itu penting! Kalimat yang disampaikan waktu nembak itu akan terkenang sampai kapan pun. Gue mau catat dibuku harian gue. Kalo pernah ada yang berjuang untuk cinta gue. Gak perlu gombal. Gak juga bikin perut mual. Cukup kalimat sederhana tapi sempurna." Elka mengangguk paham. Memang begitu korban novel romantis. Suka halu dan buang waktu.

"Lo sabar. Siapa tahu Langit sedang menyiapkan sesuatu yang spesial buat lo," ucap Elka menepuk bahu Biru.

"Ehm!" Biru hanya menganggukkan wajahnya.

"Hai gaissss, sori gue telat." Fera yang baru saja tiba mengambil kursi di sebelah Elka.

PENSI sudah beberapa waktu yang lalu dimulai. Acara demi acara inti sudah dilewati bersama. Rega bukan lagi Ketua OSIS Harapan Bangsa. Begitu juga Langit yang melepas jabatan wakil ketuanya. Hingga beranjak pada acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh kelas IPA 1.

"Selamat malam semuanya ...." Suara nyaring Rega melengking dari atas panggung. Cowok yang kadar ketampanannya berada beberapa level di bawah Langit itu terlihat sudah tidak sabar ingin menyanyikan lagu spesial untuk seseorang. Dia langsung berdiri di belakang keyboard usai pembawa acara memanggil namanya.

"Beb, lagu ini buat kamu," Rega menunjuk kepada Indah yang duduk di samping panggung. Membuat pipi Indah memerah seperti buah tomat. Huuuu ... sorak penonton bertepuk tangan.

Sebuah lagu Iwan Fals bertajuk kau cantik hari ini, dinyanyikan oleh Rega sambil memainkan keyboardnya. Tangannya yang piawai memainkan alat musik sambil bernyanyi sontak membuat para gadis histeris.

Buruan Tembak Gue!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang