#1 Sampah Manusia

68 4 0
                                    

*Selamat membaca*

*
*

Di dunia ini, ada banyak hal yang menjijikan dan juga mengerikan. Tentu akan ada seseorang yang harus membersihkannya, entah dengan cara mengotori tangannya atau menggunakan kekuasaannya. Begitu banyak hal yang terjadi di luar nalar pikir seseorang, tentang bagaimana lingkungan kotor yang terus mengelilingi kehidupan.

Tidak semua orang berani menyuarakan, karena berpikir ini adalah hal yang di luar batas kemampuan mereka. Tapi sebenarnya bukan kemampuan yang menghalangi, namun kurangnya kemauan lah hingga tidak mau melakukannya. Aku telah membuktikan bahwa di dunia ini, kemampuan saja tidak cukup setidaknya aku harus memiliki kekuatan.

Jika Aku memiliki kekuatan yang besar, maka aku bisa menaklukan dunia sekalipun. Lalu menggenggam dunia di tanganku, beserta orang-orang yang telah merusaknya.

"Kenapa kamu begini?" tanyaku tegas, sembari menarik tumpukan kertas yang tidak kunjung dilepas.

Seorang pria berpakaian jas, sedang berhadapan dengan seseorang pria berseragam coklat. Di tengah tempat yang jauh dari kata aman, sebab di tempat inilah para pelaku kejatahan ditahan.

"Kamu tau ini kan pak, ini barang yang sangat penting," katanya ngegas, mempertahankan sesuatu yang katanya penting itu.

"Aku tau, maka dari itu aku akan gunakan catatan ini sebaik mungkin," hentakku, berhasil menarik kertas itu.

Tumpukan kertas yang tidak memiliki cover bewarna itu berhasil aku dapatkan dengan susah payah, sebab ada sedikit pertikaian yang tentunya tidak terlalu berarti.

"Aku harus segera pergi membersihkan sampah, dan kenapa kamu malah membuang waktuku di sini!!" kataku kesal, karena waktuku diperlambat olehnya.

"Sampah?" ulang pria itu terkejut.

"Ya, sampah manusia!!" kataku, penuh penekanan.

"Itu sampah yang paling berbahaya, gak semua orang mau mendekatinya. Hanya orang yang punya kekuatan yang bisa membersihkannya, seperti aku," tambahku dengan merendahkan gertakan.

"Apa?" terkejut pria itu.

"Astaga, gara-gara kamu aku jadi semakin terlambat kan!" keluhku geram.

Karena terus menimpalinya semakin membuat waktuku terbuang sia-sia. Aku lantas pergi meninggalkan pria berseragam coklat itu yang sedang mematung tanpa kata, mungkin perkataanku menyinggung dirinya. Padahal, bukan dia yang aku maksud.

"Apa katanya tadi? sampah manusia? Beraninya dia berkata seperti itu kepadaku," katanya merasa terhina.

Pria berseragam coklat yang memiliki pangkat, lalu sang penegak hukum yang selalu mencari keterangan saksi. Tugas seorang polisi berhenti, saat seorang jaksa mengambil alih kasus yang sedang di selidiki. Sedikit kecewa memang, saat usahanya seperti tidak dihargai. Karena berkas yang berhasil dikumpulkannya sendirian, ditarik paksa olehku sang Monster Keadilan.

Aku lantas berjalan keluar dari kantor polisi, setelah mengambil berkas yang sudah dikumpulkan pihak kepolisian. Suasana tidak terlalu tenang, tatkala aku mendatangi tempat berkumpulnya para penjahat. Kegaduhan terjadi setiap saat, ketika kebenaran di tutupi dengan kalimat alibi.

BlindFoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang