Selamat membaca
*
*Hubungan darah sekali pun bahkan tidak ada artinya, lalu apalah arti sebuah hubungan yang tercipta karena adanya tali pertemanan. Ketika saling tolong menolong menjadi kewajiban, bukan lagi keseharusan sesama manusia. Pengkhianatan adalah hal yang tidak bisa ditoleransi, hanya karena ingin mencapai keinginan internal.
Aryan harus memikirkan cara untuk selamat sendirian. Bantuan ini tidak hanya ditujukan untuk sang anak, melainkan diri sendiri yang saat ini posisinya sedang dipertaruhkan. Semuanya telah di siapkan, sehingga Aryan sudah siap menghadapi meja persidangan, di mana Aryan di tunjuk sebagai seorang saksi dalam kasus ini.
"Pak." sang asisten datang, dengan sebuah kabar.
Mungkin kecemasan ini tidak bisa membuat seseorang tenang, hingga terus menanyakan sebuah kabar. Kali ini bukan handphone yang berdering, tapi panggilan yang hening.
"Haruskah aku–"
Sang asisten hendak menawarkan bantuan.
"Gak perlu, biarin dia masuk. Ada rencana yang perlu dibagikan." kali ini sang ayah sendiri, yang akan mengatur rencananya.
Ketika ada waktu luang, Qiara menyempatkan waktu untuk datang sendirian, guna ingin menanyakan kabar sang ayah. Ketika rumah dan kantor memiliki aturannya sendiri, Qiara tidak bisa langsung masuk ke dalam ruangan sang ayah. Hingga menunggunya di depan ruangan, dengan berdiri sembari bersandar di depan ruangan sang ayah.
Aksi Qiara mungkin mengundang perhatian, tapi Qiara tidak perduli, ketika Qiara tidak melawan aturan perusahaan. Pintu ruangan yang terbuka, membuat Qiara langsung sigap berdiri.
"Anda dipersilahkan masuk." sang Asisten ayah memberi Qiara ijin, lalu Qiara pun lantas masuk ke dalam ruangan.
Langkah Qiara sangat cepat, hingga berdiri tepat di depan sang ayah.
"Ayah!"
Seseorang yang dipanggil tengah berdiri membelakangi Qiara, membuat Qiara diam sembari memandang heran.
"Dengarkan ayah Qiara," pinta sang ayah.
"Baik yah," Qiara langsung patuh.
Di sinilah semua jawaban Qiara terjawab, perihal bantuan sang ayah yang nantinya akan memudahkan Qiara. Di mana nantinya, ayah dan anak sama-sama berjuang demi masa depan mereka.
***
Persidangan akan dipastikan bisa menang, jika bukan ditangani oleh sang Monster Keadilan. Itulah permainan meja sidang, semuanya telah di atur hingga ke sang pengadil. Permainan yang telah susah payah di ciptakan, tentu harus di mainkan. Hingga terpilih lah, sang Jaksa yang usinya juga masih muda, serta berada di angkatan yang sama dengan Andra.Ketidakpunyaan kekuasaan, serta kekuatan lah yang menjadi pembeda. Ketika Andra memiliki keduanya, namun pria ini hanya memiliki keberanian saja. Tentu keberanian itu mengalir deras, berkat adanya dukungan dari seseorang. Ketika kaki telah siap melangkah, namun sang asisten tampak meragukannya.
"Dengar, kali ini kita pasti akan menang!" katanya sangat yakin kepada asistennya.
"Baik pak," sang asisten, seorang pria muda, juga percaya akan ucapan bosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BlindFold
AksiPeringatan : kisah ini mengandung unsur kekerasan, juga perkataan yang buruk. Harap bijak dalam membaca. *Blindfold* Aku menutup mata untuk melihat Andra Aileen, seseorang yang sedang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang adil dan jujur. Dengan...