#13 Angin Masalah

4 1 0
                                    

Selamat membaca

*
*

Tidak ada yang bisa mengira, kapan dan apa yang akan terjadi. Yakin pada hidup saja tidak memberi arti, di dalam dunia yang selalu menjadi misteri. Saya Naira Aillen, akan menyapa anda semua pada malam hari ini. Di balik Catatan," ucap Naira, tatkala membuka acaranya.

"Kekuasaan telah menggelapkan mata, menghalalkan segala cara, hanya untuk kepuasaan seseorang." sedikit narasi yang penuh sindiran, Naira sampaikan.

Malam ini, narasi yang Naira sampaikan sedikit keluar dari judul. Karena seharusnya, tema hari ini adalah semangat juang anak muda. Kendati demikian, Naira tidak pernah kehabisan cara dalam memberi sindiran atas kasus yang telah menggemparkan banyak orang. Dengan satu angle kamera depan, Naira membuka acaranya dengan tatapan tajam, serta nada suara penuh penekanan.

Orang-orang di belakang kamera tentu sangat terkejut dengan aksi Naira, tapi tidak ada yang bisa menghentikkannya. Karena hati nurani semua orang yang menyaksikannya, membiarkan Naira berbicara mewakili hati mereka.

"Haus akan kekuasaan akan menghancurkan, ketika kita lupa, bahwa siapa yang telah menjadikan kita berkuasa. Jiwa muda boleh terus bergejolak, ketika akal sehat masih digunakan." narasi masih berlanjut, namun kali ini kembali ke judul awal.

"Di sinilah, para anak muda bergerak, menyadarkan yang salah, dengan tidak membiarkan yang berkuasa semakin semena-mena." inilah point utamanya.

Angle kamera lantas menyorot dari jauh, menampakkan seorang anak muda yang menjadi perwakilan dalam bersuara. Tentu, bukan sembarang anak muda, sebab sosial media telah membuatnya terkenal hingga menarik perhatian khalayak ramai.

"Selamat bergabung Aksa Wardatya." kata Naira.

"Terimakasih Ka," jawab Aksa.

Ya, salah seorang relawan yang bergerak di bidang lingkungan, Aksa Wardatya.

"Sebagai perwakilan anak muda, yang kamu lakukan itu sangat mulai. Apa sebenernya yang ingin kamu sampaikan, melalui aksi yang kamu lalukan?" Naira langsung bertanya.

"Tentu, bukan cuma kesadaran yang aku harapkan." jawaban Aksa, langsung menarik perhatian Naira.

"Bukan cuma kesadaran, lalu apa?" Naira meminta penjelasan.

"Tapi perubahan. Bukan cuma pada pemikiran saja, tapi juga perbuatan. Dan tentu saja, harus ada sanksi sosial di dalamnya." inilah, sisi tegas dari seorang Aksa.

Pembahasan ini semakin menarik, hingga menarik perhatian banyak orang. Salah satunya Edgar, yang memilih menjadi penonton di dalam ruangannya. Sebagai ketua direksi Edgar merasa bangga jika acaranya sukses besar, tapi di sisi lain Edgar merasa khawatir karena Naira semakin berani dan membuat Edgar semakin di buat tidak tenang karena sang atasan selalu menegurnya.

"Kira-kira apa lagi yang bakal terjadi?" Edgar harap-harap cemas, di dalam ruangannya.

Tapi, balik lagi jika penilaian sepenuhnya ada pada masyarakat. Mengingat acara Naira semakin populer dan disenangi masyarakat. Itulah yang membuat Naira semakin berani menyuarakan kebenaran. Berbagai televisi menayangkan acara Di Balik Catatan, menjadikan acara ini tidak layak untuk dilewatkan.

Video iklan yang terpampang di tepi jalan turut menayangkannya, membuat semua orang bisa menyaksikannya di mana saja. Sebuah jembatan, yang di depannya terdapat perusahaan media juga sedang menayangkan acara Di Balik Catatan berada. Tepat di kiri dan kanannya, terdapat pula kantor kepolisian serta kantor kejaksaan pusat.

BlindFoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang