#17 Terbelenggu Masa lalu

4 1 0
                                    

Selamat membaca

*
*

Kasus yang telah di selesaikan, berhasil menang di meja persidangan. Tapi siapa sangka, jika ada kasus yang belum selesai, karena datang seseorang yang mengaku sebagai korban.

"Aku juga korban di sini!!!"

"Aku juga kehilangan banyak hal!! bahkan nyawa seseorang,"

Suara penuh penekanannya merendah, dengan isak tangis yang berusaha di tahan. Membuat keteguhan seketika goyah, tatkala mengingat bahwa Qiara telah melakukan kesalahan. Qiara hanya bisa terdiam tanpa bisa membela dirinya. Ketika semua Fakta telah dibuka oleh Andra, melalui Dwi sang jaksa kali ini.

Dan memang benar ada bukti transaksi dari rekening Andra, kepada seorang wanita tua. Pada saat itu, empat tahun yang lalu, ada berita menggemparkan tentang seorang wanita tua yang meninggal dunia. Kejanggalan perihal alasan meningalnya menarik Omar ke dalam kasus itu, mengingat wanita itu memiliki riwayat meminjam uang pada Omar.

Qiara yang menjadi pengacara pada saat itu, tidak menemukan bukti apapun hingga kasus itu di tutup sebagai kematian secara mendadak. Karena tim forensik, menemukan sang nenek meninggal karena serangan jantung, hingga penyebab kematiannya tidak diselidiki lebih dalam.

"Kenapa baru sekarang?"

"Kenapa?"

"Kenapa baru sekarang, kamu ungkapkannya!!"

Pertanyaan itu terus terngiang di kepala Qiara. Hingga kasus ini ditutup dengan berbagai dakwaan, antara tindak korupsi, pembunuhan, serta penipuan. Semua itu Qiara relakan, karena ada perasaan bersalah yang mendalam. Langkah kaki Qiara terasa berat, dengan tangis yang berusaha Qiara tahan.

Kesedihan ini membuat Qiara tidak berdaya, dengan tangisannya yang langsung pecah.

"Ayo Qiara," Niskala berusaha membawa Qiara keluar lebih dulu.

Pemberhentian Qiara, bersamaan dengan sang pelaku yang sedang di bawa ke dalam sel penjara. Langkah Qiara terasa ringan, tatkala Qiara hendak ingin mengejar.

"Jangan Qiara!"

Tapi Niskala langsung menghentikkan Qiara, dengan tidak membiarkan Qiara mendekati Omar Zaimi.

"Jangan halangin aku!!" berontak Qiara.

"Aku merasa buruk sekali ..." lirih Qiara.

Tubuh Qiara langsung melemas, hingga dengan sigap Niskala menangkapnya. Tapi Niskala tidak bisa menahannya, hingga Qiara terjatuh di atas lantai, dengan tangis yang semakin pecah.

"Ini bukan cuma kasus korupsi, tapi pembunuhan!! Pembunuhan!!" Qiara langsung histeris.

"Lalu aku yang menyelesaikan kasus itu!!! Aku!! Aku telah membuat kasus kematian yang gak adil!!"

Sungguh, Fakta yang amat menyakitkan bagi Qiara.

"Tapi ini sepenuhnya bukan salahmu," Niskala tidak membenarkannya.

"Kenapa ini bukan salahku? itu jelas karena aku. Kalau aku menyelidiki kasus itu dengan baik, mungkin aja akhirnya gak bakal kaya gini. Ini karena aku gak telitii!!!"

Qiara kesal sekaligus kecewa pada diri sendiri, telah mempercayai seseorang karena hubungan pertemanan sang ayah. Masih berada di dalam ruang pengadilan, membuat Qiara bisa menangis tanpa beban. Sebelum manik mata Qiara, bertemu dengan tatapan lekat milik Dwi Tikta.

Tangis Qiara berhenti, berubah menjadi tatapan sendu nan datar, tatkala Dwi berjalan mendekati Qiara. Pria muda itu langsung bersimpuh di hadapan Qiara, dengan tatapan datar yang berisi kemarahan.

BlindFoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang