#3 Pertanggung jawaban

19 2 0
                                    

*Selamat membaca*

*
*

Sekelompok ibu-ibu sedang berjalan, dengan membawa minyak goreng di tangan mereka. Langkah para ibu ini sangat cepat, karena waktu sudah menunjukan akan petang. Sudah waktunya para ibu memasak di dapur, untuk makan malam bersama keluarga tercintanya. Sepanjang perjalanan terus terucap kalimat penyesalan, karena waktunya telah terbuang sia-sia.

"Ah, seharusnya aku gak pergi ke sana. Anak pintar memang pandai merayu," Ibu Elea salah satunya.

Beliau masuk ke dalam rumahnya dalam perasaan penuh penyesalan. Membuat langkah kakinya berjalan cepat menuju tempat tempurnya, tanpa memperhatikan sekelilingnya. Lalu ibu Elea mengeluarkan beberapa bahan makanan, lalu membawanya keluar menuju ruang tamu. Ibu Elea hendak menyiapkan bahan makanan, sembari bersantai di ruang tamu.

Dengan sangat lihai, ibu Elea membawa semua yang telah di belinya lalu membawanya ke ruang tamu. Tempat satu-satunya ternyaman, untuk kerja sembari santai. Saat meletakkan semua bahan makanan di atas meja, Bu Elea lantas duduk di atas karpet yang terbentang di bawah meja.

"Oh, astaga!" ucap ibu Elea terkejut.

Pasalnya, manik mata Bu Elea langsung menangkap seseorang yang sedang menyiangi sayuran di meja tamu. Pria itu dalam posisi mematung, dengan ekspresi datar.

"Sejak kapan kamu ada di situ?" tanya ibu Elea.

"Udah cukup lama, yang pastinya sebelum ibu pulang," ucap Andra datar, namun menyinggung perasan ibu Elea.

"Dasar anak nakal!" pukulnya melayangkan pukulan.

"Aw! Kenapa aku kena pukul," ucap Andra tidak terima.

"Kamu pantas dapet itu, gimana kalo jika ibu kena serangan jatung." ucap ibu Elea kesal.

"Itu gak bakal terjadi, ibu kan masih muda," ucap Andra yakin.

"Kenapa gak mungkin, ibu bakal cepet kena serangan jantung kalo punya anak-anak seperti kalian!" ucap ibu Elea kesal.

Sebenarnya ibu Elea bukanlah tipe orang yang pemarah, hanya saja emosinya tidak stabil akhir-akhir ini. Hal itu terkadang merepotkan bagi seorang anak yang hobinya cari masalah. Tapi, emosi juga mengacu pada masalah. Hingga Andra pikir, ibu Elea sedang ada masalah sehingga amarahnya meledak.

"Ada apa?" tanya Andra ingin tahu.

"Gak ada apa-apa," ucap ibu Elea tidak mau bercerita.

Ibu Elea memilih melakukan aktivitasnya, guna meredakan amarahnya. Jika terlalu sering di bahas, itu bisa membuat suasana hatinya menjadi tidak karuan.

"Aku denger ibu ada pelatihan masak? Apa yang ibu pelajari tadi di sana," tapi Andra berusaha menggali informasi.

"Mau tahu?" tanya ibu Elea, dengan posisi tetap fokus pada bahan makanannya.

"Apa itu?" semangat Andra.

"UUD," ucap ibu Elea seadanya.

"Ibu juga belajar tentang hukum?" terkejut Andra.

Ibu Elea menganggukkan kepala pelan, "em, ujung-ujungnya duit!"

BlindFoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang