#10 Perhatian Seseorang

8 1 0
                                    

Selamat membaca

*
*

"Ini bener-bener petaka!" bisik Galen, kepadaku yang sedang mematung bingung.

Hanya percaya dengan diri sendiri, mungkin itu adalah kalimat yang sangat tepat. Sungguh, aku sangat menyesali saat dimana mempercayakan sesuatu kepada seseorang, namun hasilnya tidak sesuai dengan yang aku harapkan. Hadiah yang dikirimkan oleh orang-orang kepadaku, telah di atur oleh Victoria atas permintaanku.

Namun siapa yang akan mengira, bahwa semua hadiah itu dikirim kerumahku. Dan itu tentu membuat ibu merasa sangat bingung, hingga menghubungiku. Aku dan Galen langsung bergegas pulang, melihat langsung bagaimana kondisi rumah yang aku yakini sangat berantakan.

"A... Tunggu. Siapa yang suruh taruh ini di sini?" tanya Galen histeris.

"Lalu harus aku taro mana?" tanya seseorang yang bekerja sebagai pengirim barang.

"Di mana pun boleh, tapi jangan sampe ngalangin pohon kesayangku. Paham?" tegas Galen.

Pohon yang daunnya berbentuk kipas, dengan keadaan pohon yang sudah dikeringkan. Itu adalah pohon kesayangan Galen. Tidak ada yang boleh menyentuhnya, apalagi menghalangi pohon kesayangannya.

"Baik pak," pria itu lantas memindahkan hadiah itu.

"Astaga! Mau diapakan semua ini?" kata Galen bingung.

"Apa maksudmu. Ini hadiah, tentu harus digunakan dengan baik," kata ibu, yang baru turun dari lantai atas.

"Ibu," panggilku, lalu hendak mengambil langkah.

"Tolong pindahkan semua ini ke lantai atas." perintah ibu, kepada para petugas pengiriman barang.

"Bu, kenapa di atas?" protes Galen cepat.

"Kenapa lagi, karena hanya di lantai atas yang ada ruangan luasnya!" tekan ibu.

Galen tampak berdecak kesal, lalu mengarahkan tatapan tajam ke arahku. Sungguh, aku tidak bisa berkata apa-apa selain menghubungi sang pembuat masalah. Aku lantas menepi sejenak, menghindar dari semua orang yang sedang sibuk bebenah hadiah, lalu aku menelpon Victoria guna meminta penjelasan.

Karena sudah mendapatkan tanggung jawab, jadi perlu melaksanakannya dengan baik. Victoria telah melakukan hal yang menurutnya benar, dan itu membuat Victoria senang sekaligus bangga karena berhasil mengaturnya dengan cepat. Suasana kantor telah kembali seperti sedia kali, ketika semua hadiah telah berada di tempatnya.

Kini Victoria tengah bersantai, dengan beberapa cemilan di dekatnya.

Tring!!

Telepon milik Victoria berdering, lalu Victoria mengangkatnya.

"Ha–"

"Victor apa yang kamu lakuin?" aku langsung menanyakan alasannya.

"Aku udah ngerjain tugas yang anda berikan pak." jelas Victoria.

"Dengan mengirim semuanya kerumahku?" tegasku.

"Gak semua pak. Hanya hadiah yang berguna untuk keperluan sehari-hari yang saya kirim, juga ada beberapa cemilan. Jadi gak semua pak," jelas Victoria.

"Apa?" kataku tidak percaya.

Lalu manik mataku melihat barang-barang yang sedang dibawa ke lantai atas. Barang keperluan sehari-hari, dan juga cemilan katanya? Lalu manik mataku bertemu, dengan manik mata tajam milik Galen.

"Apa yang kamu liat!" hentak Galen, lalu melangkah pergi dengan membawa hadiah itu ke lantai atas.

Ah astaga! Aku sampai tidak bisa berkata-kata.

BlindFoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang