#34 Cinta Yang Sepadan

5 1 0
                                    

Selamat membaca

*
*

Ketika berita lama terbuka kembali, membuat sang pelaku menjadi kalang kabut, sibuk mencari jalan keluar hingga harus mengulang cara yang sama. Tatkala rumah sunyi, Gea berlari menuju ruang kerja sang suami. Jauh dari keramaian, bisa membuat Gea terasa damai, sebab orang harus berhubungan kembali dengan orang lama.

"Kenapa dia gak angkat teleponnya," lirih Gea.

Seseorang yang di sana tidak langsung mengangkat teleponnya, hingga Gea harus berulang kali mengubunginya. Dengan sembari menggigit jari telunjuknya, Gea di serang rasa kekhawatiran yang mendalam.

Tut..

Pertanda telpon di angkat.

"Kenapa baru di angkat!!" kata Gea geram.

"Kenapa datang kepadaku lagi?" seseorang yang di sana tampak muak, suaranya jelas menunjukkan bahwa sia seorang pria.

"Apa maksudmu!! Apa yang kamu lakukan selama ini!" Gea malah marah-marah.

"Maksudku, setelah kamu meninggalkan aku dalam bahaya kenapa kembali padaku!! Apa kamu mau mengajakku jatuh bersamamu lagi?" sang yang ditelpon itu tidak terima.

"Tolong jangan bilang begitu, ini juga karenamu! Kalo bukan karena kamu tergiur dengan bisnis gelap, kita gak mungkin berakhir begini! Aku harus tinggal dengan pria kaya yang aku gak cintai, lalu kamu harus bekerja dengan orang yang telah kamu manfaatkan. Kita berdua sama-sama jatuh berdua, apa kamu pikir aku bahagia hidup seperti ini? Enggak!! Aku sungguh tertekan!!" Gea mengungkapkan perasaannya.

"Lalu, apa kita punya pilihan? Dengar, kita sudah lama gak terlibat. Jadi berhenti menghubungiku lagi," tutup seseorang itu.

"Halo?"

"Halo?"

"Aish!! Kenapa dimatiin." Gea sangat frustasi.

Nomor telpon itu, langsung tidak bisa dihubungi. Tempat sepi ini, menjadi tempat yang paling tepat untuk melampiaskan emosi.

"Argh!!" teriak Gea sembari memutar badannya.

"Hah?"

Lalu Gea dibuat terkejut setelahnya. Pasalnya, ruangan ini tidak benar-benar sepi. Ada seseorang yang sedang duduk di ruang tunggu sang suami, dengan keadaan lampu yang temaram ini. Seseorang itu seperti habis menyimak, dengan mata yang tidak tertarik namun telinganya pasti mendengarkannya.

"Maaf, aku gak sengaja mendengar pembicaraanmu." kata Brivan.

"Brivan kamu–"

Bruk!

Pintu ruangan lantas terbuka.

"Kenapa kalian berdua lagi di sini?" tanya Bryan, yang baru saja datang.

Bryan pun lantas menyalakan lampu ruangannya, lalu menampakkan sang istri dan adiknya yang sedang berada di sini.

"Ada yang mau obrolin denganmu," kata Brivan.

"Aku–" Gea melirik kepada Brivan.

"Kebetulan mau memanggilmu, karena adikmu ternyata sedang menunggumu di sini." akhirnya Gea pun berbohong.

"Kalau begitu, kamu boleh pergi." Bryan pun lantas menghampiri adiknya.

Pada saat ini, Gea merasa was-was dengan apa yang kedua kaka beradik ini akan bicarakan. Tapi Gea tidak bisa apa-apa, sehingga harus pergi meninggalkan ruangan ini. Mengingat Brivan yang akan selalu membela keluarganya, sedikit membuat Gea tenang, terlebih saat Brivan tidak langsung menyangkal kebohongan Gea.

BlindFoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang