Selamat membaca
*
*
"Apa maksudmu!!" hentak Qiara kencang."Tapi memang begitu kata pegawai kantor pajak," kata salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan milik ayah Qiara.
"Apa ada buktinya? Apa kamu gak minta bukti surat kepemilikannya? Karena yang aku tahu tanah ini kosong sebelumnya!!" amarah Qiara semakin membara, sembari berdiri di hadapan karyawan ayahnya.
Waktu yang telah berlalu, membuat sikap Qiara berubah drastis. Kini sudah tidak ada lagi ketakutan yang Qiara hadapi, karena Qiara memiliki kekuatan untuk mengendalikan keadaan.
"Hentikan Qiara!!" sang Ayah sudah sangat frustasi akan masalah ini.
Melihat Qiara yang hanya bisa marah-marah membuat sang ayah lelah. Bahkan untuk duduk sembari menenangkan pikiran saja tidak bisa, hingga sang ayah bangkit dari duduknya.
"Ayah mau kemana?" henti Qiara.
"Emang apa untungnya bagiku, jika hanya diam saja di sini. Kamu terlalu berisik Qiara!" sarkas sang ayah.
Ya, kepopuleran Qiara saat ini seperti tidak ada artinya bagi sang ayah. Tidak ada kebanggaan sedikit pun di matanya, bahkan tidak pernah terucap sedikit pun dari mulutnya. Wajar saja, Qiara seperti mendongklak kepopuleran dari sang Monster Keadilan yang telah dinyatakan meninggal.
Sakit sekali rasanya menjadi Qiara, sebab perjuangannya seperti sia-sia. Sang ayah meninggalkan Qiara, di saat Qiara rela datang walau harus terlambat. Tidak ada yang berubah dari sikap Qiara, selain terlalu banyak berpikir atau gampang kepikiran.
"Tenanglah Qiara." hanya Niskala yang dapat mengertinya.
Pikiran Qiara sedang tidak baik-baik saja, sehingga Qiara memilih untuk melangkahkan kakinya. Karena pada saat ini tidak ada yang bisa membantu, selain dirinya sendiri. Qiara berpikir ingin pergi ke suatu tempat, hingga berjalan keluar dari tempat uji coba, dengan Niskala yang selalu setia di sampingnya.
"Apa ini beneran pak Aryan?" kata seseorang.
Suara itu mengalihkan Qiara sejenak. Lalu Qiara melihat ada beberapa pekerja sedang melihat berita di handphone genggamnya, dan itu membuat Qiara penasaran. Kesibukan membuat Qiara ketinggalan berita, hingga Qiara baru mendengarnya. Sebuah kanal video di suatu platform, sedang membahas berita perselingkuhan dari menantu seorang pemilik prusahaan media dengan seorang pengusaha transportasi.
Kebetulan saat ini berita tentang perusahaan transportasi milik ayah Qiara juga tengah ramai, hingga malah jadi di sangkut pautkan.
"Apa lagi ini!!" kata Qiara geram.
Lalu Qiara lantas melanjutkan langkahnya, diikuti Niskala yang masih setia di sampingnya. Seketika Qiara merindukan sifat sang ayah di masa lampau.
***
Ketika ada berita yang sedang gempar, bukan hanya kebenaran beritanya yang menjadi sorotan, tapi juga penyampai beritanya akan dicari banyak orang. Dan pada saat itu juga, para pekerja di bidang hukum akan berusaha melindunginya. Victoria dan Kenzo langsung membawa Zoven agar bisa melindunginya, dengan berkumpul bersama beberapa orang di sebuah tempat persembunyian.
Pedesaan yang jauh dari kota, tentu juga akan jauh dari sorotan. Ya, tepat dimana kenangan di bawa kembali, Zoven dibawa untuk bertemu sang pengendali situasi ini.
"Kenapa aku harus bersembunyi sejauh ini," gerutu Zoven tatkala baru turun dari mobil.
Benar-benar seperti orang yang sedang dikejar, Zoven dibuat buru-buru hingga ditarik untuk segera masuk ke dalam rumah. Tapi apa boleh buat, itulah konsekuensi yang perlu Zoven tanggung, tatkala bersedia untuk melebarkan sayapnya. Ketika sudah masuk ke dalam rumah, Zoven di sambut dengan banyak orang yang tidak Zoven kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BlindFold
AcciónPeringatan : kisah ini mengandung unsur kekerasan, juga perkataan yang buruk. Harap bijak dalam membaca. *Blindfold* Aku menutup mata untuk melihat Andra Aileen, seseorang yang sedang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang adil dan jujur. Dengan...