Selamat membaca
*
*Ketika tidak ada akses menuju kepolisian, bahkan sulit mencari mata-mata dari dalam. Tentu, ada imbalan yang harus didapat. Sebab sudah sejauh ini hubungan terjalin, hingga ada banyak kenangan yang terajut karena uang, jadi menghindar seperti bukan pilihan memang. Tapi uang hanyalah alat untuk kesenangan, di saat ada jabatan yang perlu dipertahankan.
"Akhirnya kita bertemu juga," kata Aryan Reish, tampak senang.
Sang jenderal kepolisian ini tidak punya pilihan, selain memberikan jawabannya. Setelah sulit di hubungi, kini Tyan membuka lebar pintu ruangannya. Menyambut seseorang yang telah lama dikenalnya, juga seseorang yang mungkin saja menyeretnya jatuh bersamaan.
"Aku sangat tercengang. Kenapa ada banyak masalah akhir-akhir ini?" Tyan langsung berkata terus terang.
"Dan itu hanya berputar di antara kalian." tambah Tyan.
Tapi kini Aryan yang merasa tercengang, setelah secara tidak langsung ikut mengalirkan banyak dana ke kepolisian.
"Kamu pikir aku juga terlibat? Pencucian uang? Jangan berkata yang gak masuk akal," tekan Aryan kesal.
"Lalu bagaimana dengan investasi di perusahaanmu? Itu jelas-jelas ada kesepakatan antara dua belah pihak," ungkit Tyan.
"Aku ini seorang pembisnis, aku hanya menerima klien tanpa menelusuri uangnya dari mana." tegas Aryan.
Ini situasi yang rumit, ketika tidak ada keterbukaan di dalamnya.
"Jadi aku ingin tahu, dimana kamu menyembunyikan Omar? Kenapa aku hanya bisa bertemu Rainer tapi gak dengan Omar. Apa yang kamu lakukan Tyan?" inilah maksud kedatangan Aryan.
"Katamu tadi kamu itu seorang pembisnis," kata Tyan tiba-tiba.
"Apa?" tidak mengerti Aryan.
"Maka bersikaplah seperti seorang pembisnis, bukan seseorang yang berada di kepolisian." tegas Tyan.
Bukannya takut, Aryan malah tertawa renyah. Tidak percaya? Mungkin itu yang sedang dirasakannya. Ya, kali ini Tyan memang benar-benar menutup diri untuk melayani mereka yang tidak tahu diri. Karena tidak semua uang bisa dapat membungkam seseorang, jabatan ini juga harus di pertahankan, ketika Tyan sudah bersusah payah mendapatkannya. Mesti dengan cara yang tidak tahu diri.
"Kamu sama sekali tidak tahu malu!" umpat Aryan.
"Kamu gak takut?" tanya Aryan setelahnya.
"Aku lebih takut pada hukum yang sedang berjalan!!" tekan Tyan.
"Beraninya kalian mengalirkan uang dari hasil yang gak bener, dan bukan itu perjanjian kami di awal!!" geram Tyan.
"Jadi, ada perjanjian lain di antara kalian?" tapi entah kenapa Aryan baru mendengarnya.
"Jadi kamu gak tahu?" tanya Tyan heran.
"Wuah.. kalian ini memang benar-benar berengsek!!! Aku sudah melindungi bisnis kalian, tapi kalian malah saling menusuk dari belakang. Aku sangat kecewa pada kalian, sangat!!" Tyan dibuat semakin meradang.
Dan salah memang, Aryan juga berada di posisi yang tidak aman. Ada perjanjian lain di balik perjanjian melindungi perusahaan, karena ada perusahaan cangkang yang tidak dilindungi oleh kepolisian, karena itu tanggung jawab dari pihak yang terlibat.
"Sial!!" umpat Aryan kesal.
"Aku sudah gak punya pilihan lain. Kamu gak bisa kabur dari ini semua, karena aku juga gak bisa diam saja!!" ancam Tyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BlindFold
AçãoPeringatan : kisah ini mengandung unsur kekerasan, juga perkataan yang buruk. Harap bijak dalam membaca. *Blindfold* Aku menutup mata untuk melihat Andra Aileen, seseorang yang sedang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang adil dan jujur. Dengan...