24. Pertengkaran.

538 33 9
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 02 dini hari, terlihat di sofa panjang ruang inap VIP milik Jea, Youra dan Jera tertidur pulas, sedangkan Jea juga tampak sedang tertidur, keadaan Jea saat ini benar-benar sangat memprihatinkan, badannya kurus, matanya sayu, pipinya juga tirus, namun gadis berumur 18 tahun itu masih bisa menampilkan senyum manis saat berada di hadapan keluarganya.

Jaehyun masuk kedalam ruang IGD dengan langkah pelan, ia melirik Youra dan Jera yang sedang tidur di sofa, lalu Jaehyun mendekat kepada Jera, lalu mengusap kepala Jera yang membuat Jera langsung terbangun, namun tatapan Jera pada Jaehyun tampak sangat sinis.

Tadinya sebelum datang ke rumah sakit, Jaehyun sempat mengantarkan Aeri ke apartemennya dulu, dan Youra Aeri titipkan pada Jaehyun.

"Kenapa lama sekali hanya membeli makan saja?" Tanya Jera tanpa ekspresi wajah berlebihan.

"Ak-"

Belum sempat Jaehyun menjawab pertanyaan Jera, Jera langsung pergi ke luar ruang IGD, dan Jaehyun pun mengikuti Jera.

Setelah sampai diluar ruang IGD, Jera mendekat ke badan Jaehyun, diam-diam tanpa sepengetahuan Jaehyun, Jera mencium aroma tubuh Jaehyun yang sangat lekat dengan bau parfum yang tidak asing baginya, dan juga bau aroma sex yang kuat, namun bau parfum itu tidak bisa Jera simpulkan siapa pemiliknya, yang pasti parfum itu benar-benar familiar di indera penciumannya.

"Kau kenapa?" Tanya Jaehyun bingung sebab Jera hanya melontarkan tatapan tajam saja padanya.

Jera menutup matanya sejenak, ia ingin sekali menangis dan memukul Jaehyun di sini, namun ia tidak mau membuat kerusuhan.

"Apa yang kau lakukan di luar sana, Jaehyun bajingan?" Tekan Jera sambil mencengkram kemeja Jaehyun.

Jaehyun terdiam kaku, mendadak mulutnya tak bisa berbicara, Jaehyun sudah mengira jika Jera pasti mencium aroma parfum wanita di tubuhnya.

"Aku tidak melakukan apapun" jawab Jaehyun dengan napas sedikit putus-putus.

Plak

Jaehyun terdiam saat tamparan keras mengenai pipinya, ia hanya bisa diam dan menatap mata Jera.

"Selama ini kukira kau sudah berubah, ternyata kau masih sama laki-laki bajingan yang berlagak sok bertanggung jawab padaku" gumam Jera lagi, ia sangat benar-benar marah pada Jaehyun, bagaimana tidak marah, anak mereka sedang sakit, dan tiba-tiba Jaehyun datang sudah dengan aroma wanita lain.

Jaehyun terkejut dalam diam saat mendengar ucapan menyakitkan Jera, Jaehyun tidak menyangka Jera bisa berkata sejahat itu padanya.

"Aku-"

"Aku apa?!! Kau tega meninggalkan ku dan Jea di sini, apa kau tidak tahu jika Jea sedang sakit parah dan bertahan untuk hidup?!!" Pekik Jera dengan suara keras, ia tidak masalah jika satpam datang, yang ia inginkan saat ini hanya memaki Jaehyun.

"Kau boleh bercinta dengan wanita lain, tapi kau harus ingat dengan aku dan anak ku, aku tidak membutuhkan sosok laki-laki bajingan sepertimu, aku hanya membutuhkan laki-laki yang selalu ada untukku dan anak-anak ku!!" Pekik Jera, air matanya sudah sedikit menetes.

Jaehyun menarik lengan Jera, lalu memeluknya dengan erat, ia juga menangis saat melihat Jera menangis, sungguh saat ini Jaehyun tidak bisa mengelak apa-apa lagi, Jera sudah benar-benar membuatnya tidak bisa berbicara.

"Aku tidak seperti itu, berhenti lah menangis" lirih Jaehyun, sedangkan Jera langsung melepas pelukannya pada Jaehyun, lalu menatap mata Jaehyun dengan tajam.

"Pergi dari sini, aku tidak ingin melihat mu untuk saat ini" gumam Jera, lalu pergi masuk kedalam IGD.

Jaehyun hanya diam sambil menatap kepergian Jera, ia tidak mau membuat Jera marah lagi, dan ia pun langsung pergi dari situ.

Sick then happy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang