Hari sudah berganti, Jaehyun juga sudah pulang dari rumah sakit hari ini, namun ia masih harus banyak istirahat di rumah, Hyunjin juga merasakan sedih saat tahu kebenaran bahwa Youra bukanlah anak Jaehyun.
Saat ini Hyunjin sedang berada di rumah Jaehyun untuk menemani Jaehyun, sebab di rumah, Jaehyun merasa kesepian tidak ada yang menemani, tidak mungkin bibi Park yang menemani Jaehyun wkwkw.
"Makan lah hyung, kenapa kau terus bengong?" Tanya Hyunjin sambil menaruh nampan makanan di meja nakas.
Jaehyun hanya berdeham, ia kembali termenung sambil duduk bersandar di kepala ranjang, tatapan Jaehyun benar-benar kosong saat ini yang membuat Hyunjin khawatir.
"Makan lah atau kau akan sakit lebih lama" gumam Hyunjin, lalu ia menyuapkan sesendok nasi ke mulut Jaehyun, Jaehyun pun menerima suapan itu.
"Untuk sementara hyung tidak perlu ke kantor, semua pekerjaan akan aku kerjakan, tenangkan saja diri hyung, jangan memikirkan Aeri lagi, dan masalah Jera, ia mungkin membutuhkan waktu untuk memaafkan hyung, tapi mungkin saja ia akan tetap ingin pisah dari hyung" ujar Hyunjin.
"Bagaimana nasibku jika Jera meninggalkanku?" Tanya Jaehyun sambil menatap Hyunjin.
"Jika semuanya bisa di pertahankan, pertahankan lah, tapi jika tidak bisa, kau harus rela" jawab Hyunjin sambil mengusap bahu Jaehyun.
Hyunjin merasa sedih saat melihat saudara satu-satunya ini terpuruk akibat perlakuan orang yang tidak bertanggung jawab, terlebih orang itu adalah orang yang telah dekat dengan mereka selama ini.
Suapan demi suapan yang di berikan Hyunjin, akhirnya nasi itu pun habis di makan Jaehyun.
"Apa aku boleh menelpon Jera? Aku sangat merindukannya" ujar Jaehyun dan Hyunjin pun mengangguk.
Hyunjin pun menelpon Jera menggunakan handphonenya, setelah Jera mengangkat panggilan itu, Hyunjin langsung memberikannya pada Jaehyun.
"Halo Jin, bagaimana kabar Jaehyun? Apa dia sudah pulang?" Tanya Jera di sebrang sana yang membuat senyum Jaehyun terbit.
"Aku sudah pulang, aku juga sudah baik-baik saja" jawab Jaehyun.
"Dimana Hyunjin?" Tanya Jera di sebrang sana, ia merasa gengsi karena telah mengkhawatirkan Jaehyun.
"Dia di samping ku" jawab Jaehyun.
"Kau sedang apa?" Tanya Jaehyun karena Jera malah diam saja.
"Tidak sedang apa-apa."
"Jangan lupa makan, anak kita membutuhkan gizi yang sehat."
"Ya"
"Kapan kita akan memulai sidang perceraiannya?" Tanya Jaehyun yang membuat Jera di sebrang sana tidak percaya dengan omongan Jaehyun barusan, Hyunjin juga terkejut saat mendengarnya.
"Seminggu lagi, tunggu kau benar-benar pulih" jawab Jera dengan berat hati.
"Jera" panggil Jaehyun.
"Ya"
"Maafkan aku karena belum bisa menjadi yang terbaik bagimu, aku tahu kesalahan ku sangat tidak bisa di maafkan, setidaknya dengan kau yang sudah lepas dariku, kau bisa bahagia, aku mencintaimu, sampai kapanpun begitu" ujar Jaehyun sambil meneteskan air matanya.
Jera di sebrang sana juga ingin menangis mendengar ucapan Jaehyun.
"Ya, terima kasih karena sudah mencintai ku, aku sibuk maaf aku tutup telponnya."
Pip
Di sebrang sana, Jera memutuskan sambungannya sepihak, lalu ia terduduk di samping ranjang sambil menangis lirih, ternyata Jaehyun sudah menyerah untuk mempertahankan hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick then happy [END]
Teen FictionCerita ini akan membuat anda geram pada salah satu tokohnya, jika mau baca siapkan mental, wkwk Sequel CBPM🔞 Sifat baik dan ramah seseorang tidak menentukan isi hatinya, itu lah yang berlaku pada Jaehyun, seorang suami yang mampu bersikap baik dan...