37. Bingung.

561 53 19
                                    

Jaehyun langsung memasuki ruangan tempat Jera di tanganin, Jaehyun langsung memeluk erat tubuh tak bernyawa Jera, ia menangis sekuat-kuatnya.

"Kenapa kau meninggalkanku!! Padahal aku berjanji akan terus bersama mu, kita membesarkan anak kita bersama" lirih Jaehyun sambil mengusap perut datar Jera.

"Hikss Jera ku mohon sayang bangun!! Jangan tinggalkan aku!!"

"Jera!!!" Jaehyun terbangun dari tidurnya, napasnya memburu, badan dan tangannya juga gemetar hebat, Jaehyun melirik ke sekelilingnya, ternyata tadi hanya mimpi karena ia tertidur di sofa setelah minum Soju.

Namun Jaehyun rasa itu seperti kenyataan semua terlihat dengan jelas di mimpi itu, tiba-tiba air mata Jaehyun mengalir, ia benar-benar khawatir dan merindukan Jera saat ini.

Jaehyun langsung berlari menuju garasi mobil, setelah itu ia melajukan mobilnya menuju Gangnam, ia benar-benar ingin memeluk Jera saat ini.

Beberapa menit pun Jaehyun sampai di depan rumah Jera, Jaehyun langsung mengetuk pintu rumah Jera, tak lama terlihat Jera pun membukakan pintu dengan tampilan bangun tidur, sepertinya Jera terbangun karena mendengar ketukan pintu ini.

Jaehyun langsung memeluk dan mendekap erat tubuh Jera, ia menangis di ceruk leher Jera. Sedangkan Jera tak mengerti, Jera hanya diam, ia bisa merasakan tubuh Jaehyun yang gemetar hebat.

Jera iba saat mendengar tangisan Jaehyun, ia juga merasa sangat nyaman di pelukan Jaehyun, masih belum mengerti dengan situasi ini, Jera pun membalas pelukan Jaehyun, lalu tangan Jera naik mengusap kepala Jaehyun, Jera hanya berpikir jika ini hanya mimpi, karena tadi ia baru saja tertidur, namun setelah mendengar jelas tangisan Jaehyun, Jera benar-benar sadar jika ini kenyataan.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jaehyun dengan mata sembab.

"Ya, kau kenapa?" Tanya Jera.

Jaehyun tak menjawab, ia malah memeluk Jera lagi.

"Aku sangat merindukan mu, izinkan malam ini aku bersamamu, memelukmu hingga pagi, dan bercanda bersama lagi, jika kau tidak mengizinkannya, tolong izinkan untuk sekali ini saja" gumam Jaehyun memohon bahkan napas Jaehyun memburu hebat.

Jera masih belum mengerti juga kenapa Jaehyun seperti ini, namun benar-benar mulut Jera tidak bisa menolak permintaan Jaehyun, padahal dalam hatinya sangat bimbang untuk mengizinkan permintaan Jaehyun saat ini.

"Ya, masuklah" jawab Jera dan Jaehyun pun tersenyum.

Mereka berdua pun masuk ke rumah Jera, sedangkan Jera tampak berpikir bahwa Jaehyun saat ini tidak sedang bertengkar dengan Aeri.

"Apa kau ingin minum?" Tanya Jera dan Jaehyun menggeleng cepat.

Jaehyun mendekat kepada Jera yang membuat Jera terdiam dengan mata tertutup, Jaehyun mencium bibir Jera dengan lembut, Jaehyun lupa kapan terakhir kalinya mereka berciuman.

Ciuman itu sangat intens dan menuntun, Jera dapat mencium aroma alkohol dan bau rokok yang jelas di badan Jaehyun, tak terasa air mata Jera turun membasahi pipinya.

"Jaehyun, kenapa kau merokok?" Tanya Jera, sebab ia sangat tahu kalau Jaehyun tidak mau merokok kecuali karena stres.

"Itu karena aku sangat merindukan mu" jawab Jaehyun yang sudah melepaskan ciumannya.

"Maafkan aku karena belum bisa memaafkan mu, dan berhenti lah merokok dan minum, ku mohon" lirih Jera sambil mengusap bahu Jaehyun.

"Lupakan itu, apa anak kita tumbuh dengan sehat di dalam sini?" Tanya Jaehyun sambil menatap perut datar Jera, di dalam mimpi Jaehyun tadi, Jaehyun sangat mengkhawtirkan bayi di dalam perut Jera.

Sick then happy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang