38. Surat.

749 60 25
                                    

Buat kalian yang ngerasa cerita ini gaje atau toxic, dan kalian juga ngerasa Jera itu bodoh atau gimana, atau kalian juga gak suka sama karakter Jera, kalian bisa skip cerita ini kok, karena aku buat cerita ini untuk bersenang-senang saja, terima kasih!!

Jaehyun menggebrak meja nakas itu dengan kuat hingga membuat Aeri keluar dari toilet dengan bingung, lalu air mukanya langsung berubah menjadi terkejut saat melihat apa yang di pegang Jaehyun.

"Katakan apa ini?!!" Bentak Jaehyun dengan suara keras sambil menghadap Aeri.

Aeri terdiam kaku, tangannya gemetar kecil akibat tatapan mematikan Jaehyun.

"Cepat katakan apa ini?!!" Bentak Jaehyun sekali lagi.

"A-aku bisa jelaskan semuanya, i-ni-"

"Jadi selama ini?" Desis Jaehyun sambil mencengkram kertas itu, lalu melemparkannya ke wajah Aeri.

"Kenapa kau sangat tega Aeri?!!" Bentak Jaehyun sambil ingin menampar wajah Aeri, namun ia menahannya.

Aeri menutup matanya, lalu ia menangis lirih.

"Jawab pertanyaan ku apa ini benar? Apa benar Youra anak Jungkook?!" Bentak Jaehyun frustasi sambil mengusap rambutnya kebelakang.

"Ya, Youra anak Jungkook, kami juga sering melakukannya ketika kau tidak bersama ku" jawab Aeri sambil menangis segugukan.

Jaehyun terkejut mendengar jawaban Aeri, bahkan hatinya terasa di tusuk beribu-ribu jarum.

"Karena kau sudah berkata jujur, mulai detik ini aku benci dengan mu, aku tidak menyangka kau bisa sejahat ini, apa yang kalian rencanakan bersama Jungkook?!!" Pekik Jaehyun dengan suara kuat, bahkan Aeri terus menangis karena takut pada Jaehyun.

"Semua bisa aku jelaskan!!" Jawab Aeri menantang.

"Semua sudah jelas, dan sekarang rumah tangga ku hancur karena mu, andai saja dari dulu aku curiga padamu, mungkin semua tidak akan seperti ini, kau wanita jahat yang pernah aku temui!!" Bentak Jaehyun dengan akhir kalimat yang ditekankan.

"Terserah kau mau berkata apa, yang pasti aku bisa mendapatkan mu selam ini!!" Jawab Aeri dengan tatapan tajam.

Jaehyun mengeraskan rahangnya, lalu ia berjalan mendekat pada Aeri, bahkan sangat dekat.

"Aku sangat menyesal karena sudah mau memperistri wanita ular seperti mu" desis Jaehyun.

"Akan ku pastikan kita tidak bersama lagi sampai kapanpun, aku akan bersama Jera selamanya" desis Jaehyun lagi yang membuat Aeri tertawa kecil.

"Bagaimana bisa kau menceraikan ku? Bahkan di dalam perutku ada darah daging mu" jawab Aeri sambil mengusap bahu Jaehyun.

Jaehyun mengibaskan tangan Aeri di bahunya, lalu ia menatap Aeri dengan tajam.

"Belum tentu itu anakku, karena kau itu jalang" desis Jaehyun yang membuat Aeri mengepalkan tangannya.

Plak!!

Aeri menampar kuat pipi Jaehyun yang membuat Jaehyun terdiam sejenak dengan tatapan tajam.

"Kau adalah laki-laki yang lapar nafsu, yang hanya mau enaknya saja, akan ku pastikan kau tidak bisa kembali pada Jera lagi!!" Pekik Aeri yang membuat Jaehyun terdiam.

Karena merasa marah besar dan tidak bisa di bendung lagi, Jaehyun pun keluar dari kamar Aeri begitu saja, ia takut jika emosinya meledak-ledak, bisa akan berakhir menampar Aeri.

Jaehyun melajukan mobilnya menuju kantor Jungkook, ia benar-benar kecewa pada Jungkook dan Aeri, dan Jaehyun benar-benar tidak percaya dengan semua ini, kenapa sepahit ini pikir Jaehyun.

Setelah sampai di kantor Jungkook, Jaehyun melihat Jungkook sedang merokok di depan gedung kantor sambil berbicara pada seseorang, tak memikirkan apapun, Jaehyun pun keluar, lalu ia langsung memukul kepala Jungkook yang membuat Jungkook tersungkur.

Jaehyun mengangkat lengan kemejanya, lalu ia menarik kerah jas Jungkook yang membuat Jungkook terbatuk.

Orang yang sedang berbincang dengan Jungkook tadi langsung pergi dari situ karena tidak mau kena masalah.

"Pengecut, sialan!!" Pekik Jaehyun sambil memukul wajah Jungkook.

"Apa yang kau lakukan, bajingan!" Pekik Jungkook sambil bangkit dari tersungkurnya.

"Kau pengecut, berani berbuat tidak berani tanggung jawab, kenapa dari dulu kau tidak menikahi Aeri saja? Kenapa kalian harus melibatkan aku dalam masalah kalian?!" Bentak Jaehyun sambil mencengkram kembali kerah jas Jungkook.

"Kau sudah tahu? Baguslah" jawab Jungkook dengan enaknya sambil tersenyum kecil.

Jaehyun benar-benar murka, ia meninju bahkan menendang perut Jungkook secara brutal.

"Katakan saja kau anak mami, yang takut jika di usir dari rumah karena sudah menghamili anak orang" ujar Jaehyun yang membuat Jungkook geram.

Jungkook saat ini benar-benar tidak bisa melawan Jaehyun, sebab Jaehyun benar-benar brutal jika marah.

"Salah besar selam ini aku mengira kau adalah sahabat setiaku dari kecil" desis Jaehyun.

Setelah itu Jaehyun langsung pergi dari situ, ia takut jika khilaf ia akan membunuh Jungkook di sini, Jaehyun pun pergi untuk meluapkan emosinya.

"Argghh!!" Pekik Jungkook saat Jaehyun sudah pergi dari area kantornya.

∆∆∆

Beberapa puntung rokok berjatuhan di bawah lantai kamar Jaehyun, sampai saat ini ia seperti orang stres yang tidak tahu tujuan hidup, bahkan tidak ada satu orang pun yang berpihak padanya, Jaehyun tidak tahu harus berbicara pada siapa untuk menyurahkan isi hatinya.

Sedikit demi sedikit Jaehyun menghembuskan asap rokoknya, entah sudah berapa bungkus rokok yang di hisapnya hingga malam ini.

Jaehyun meneguk Soju dengan rakus, lalu ia melemparkan botol Soju itu asal.

"Ayah, ibu. Apa sebaiknya aku pergi bersama kalian saja?" Gumam Jaehyun sambil menatap bingkai photo di dinding kamarnya, photo yang terdapat dua pasang suami istri itu.

"Tidak ada yang bisa mengertiku sekarang, bahkan istriku saja sangat benci denganku" gumam Jaehyun lagi.

Jaehyun menggenggam erat satu palaroid di tangannya, lalu ia tersenyum pahit. Jaehyun langsung mengoyak palaroid itu, palaroid yang terdapat photo sepasang kekasih yang sedang berphoto menggunakan seragam sekolah di sebuah loker. Itu adalah photo Jaehyun dan Aeri, mereka berpose sambil tersenyum dan saling berpelukan.

"Kau telah melanggar semuanya, dan sekarang aku tidak akan mau menemui mu lagi" desis Jaehyun sambil menghela napas.

Tok
Tok

"Masuk" jawab Jaehyun saat ada ketokan pintu kamarnya.

Bibi Park pun masuk sambil membawa satu lembar amplop, bibi Park juga sangat terkejut melihat kondisi Jaehyun saat ini, namun bibi hanya bisa diam tanpa mau menegur majikannya ini.

"Ini tuan, ada paket. Katanya dari non Jera" ujar bibi Park, lalu Jaehyun pun mengambil amplop itu.

Bibi Park pun pergi setelah berpamitan pada Jaehyun.

Jaehyun membuka amplop itu, lalu ia membacanya, seketika air mukanya langsung berubah setelah membaca habis tulisan di kertas itu.

Jaehyun tertawa seperti orang kurang waras, lalu ia mencengkram kertas itu.

"Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan mu, Jera. Sekeras apapun kau ingin pisah dariku, itu tidak akan terjadi, haha!!" Pekik Jaehyun dengan mata yang berkaca-kaca, sedangkan bibirnya tersenyum.

Itu adalah surat dari hukum kementerian perceraian, atas undangan untuk Jaehyun agar hadir di persidangan besok, karena Jera telah menuntut perceraian ini kepada hukum.

Segini dulu ya guys!!

Sick then happy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang