24

1.5K 202 7
                                    

Motor Rosie akhirnya berhenti depan perusahaan Jennie. Orangnya lepas helm sambil senyum waktu Jennie cium pipinya.

" Aku pergi ya."

" Hati-hati."

Rosie mengangguk.

Dia mengantar Jennie ke kantor. Perihal berita macet hari ini karena demo buruh, akhirnya memutuskan untuk naik motor dan di jemput Rosie sekalian ke sekolah.

" Pagi direktur~" Sapa karyawan saat Jennie melintas.

" Kekasih direktur masih SMA?" Bisik mereka.

" Seragam cowoknya sama seperti seragam adikku."

Sibuklah mereka berbising membicarakan Rosie.

" Tidak apa! Berarti, direktur suka yang berondong! Bukan hal luar biasa untuk di bicarakan." Kata seorang karyawan cowok dan mereka segera bubar saat manager Jennie lewat menuju ruangan bosnya.

°°°

Sampai sekolah, orang-orang pada ngeliatin Rosie dengan senyum lebarnya.

Baru kali inilah lihat Rosie makin hari makin kece kalau pake motor. Biasanya di antar, di jemput gitu!

" Rosie!!!" Teriak Nancy. Lari nyamperin Rosie yang langsung cemberut saat lengannya di gandeng.

" Ayo masuk bareng!" Ajak Nancy. Menarik badan Rosie untuk jalan bersama masuk gedung sekolah.

Eh, papasan sama kepala rektorat. Mata Rosie mendelalak sambil melepas cepat gandengan Nancy.

" Ihh! Kenapa!?" Tanya Nancy.

Kepala rektorat jalan mendekat. Dia melihat Rosie yang nunduk-nunduk sambil merapatkan kedua tangannya di belakang.

" Pagi pak." Sapa Nancy.

" Pagii...kalian berdua?"

" Iya pak!" Jawab Nancy. Gandeng langsung tangan Rosie yang panik nggak ketolong.

" Pacaran?" Kepala rektorat bertanya lagi.

" Iya!"

" Nggak!!"

Jawab keduanya serentak. Nancy nganga dan Rosie kaku di depan bokap Jennie yang ngerut kening, bingung.

" Putus dengan Jennie?" Tanya Daddy Kim.

" Nggak!! Masih!! Masih pak!!" Jawab Rosie, kaku, mulut bahkan susah bergerak.

Nancy nganga.

" Jennie siapa?" Tanya Nancy.

" Pacarku." Jawab Rosie, melepas gandengan Nancy terus nunduk sambil mencium tangan kepala rektorat dan pamit.

Itupun sambil lari, sesekali kepala Rosie noleh ke belakang lihat kepala rektorat diam disana bersama Nancy yang perlahan merengek.

" Heh!! Matilah akuu!! Gimana kalau kepala rektorat ngomong sama Jennie!?" - Rosie.

•••

Jennie berdiri depan jendela ruangannya. Melihat depan kantor banyak buruh jalan kaki dengan spanduk besar yang di bawa untuk demo.

Ramai sekali jalanan. Bahkan mobil tidak bergerak sama sekali karena tertutup oleh lautan manusia.

Jennie berbalik. Dia meletakkan gelas kopinya di meja, terduduk di kursi putar lalu mencoba menelpon brondong di jam istirahat sekarang.

Cuman keduluan sama telpon Mommy buat Jennie panikan. Tumben!? Asli!! Jennie lebih takut sama Mom dia ketimbang Dad!

" Duh! Kenapa telpon ya?" Gumam Jennie. Ragu-ragu mengangkat telpon ibunya yang tidak berada di Korea, namun di Amerika sedang menjalankan bisnis perusahaan terkaya nomor 2 di Eropa.

Park My Love 7 | Love Lust ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang