37

1.4K 196 33
                                    

5 tahun kemudian.....

Tap! Tap! Tap!

Langkah sepatu ini menghentak di sepanjang ruangan di lantai 5.

" Rosie."

Cowok ini berhenti jalan. Noleh ke belakang lalu kembali mendekati temannya.

" Kenapa?"

" Papa lo manggil." Katanya hingga Rosie mengangguk. Jalan kembali masuk ke ruangan direktur.

" Kenapa Papa?"

" Mau nggak, ikut Papa?"

" Kemana?"

" Makan siang sama temen Papa."

" Ohhh~ yaudah Pa."

Rosie menerima tawaran Papa. Akhirnya beranjak untuk pergi bersama.

Lagian kerjaan Rosie juga udah selesai. Dan juga, Papanya suka memantau ruang manajer dimana Rosie berada disana dengan mejanya.

Kerja di satu kantor dengan Papa. Tapi Rosie hanya membantu selama 1 bulan disini perihal asisten Papa ambil cuti. Sedangkan Rosie punya perusahaan sendiri.

Terkadang segan saat yang kerja di tempat Papanya memanggil nama. Tapi Rosie memintanya karena dia paling muda di antara karyawan yang lain.

Perusahaan Rosie bahkan bisa dikatakan lebih maju ketimbang punya keluarganya. Karena segala aspek kantor, Rosie yang membuat dan menyediakan persyaratan dalam perusahaan. Itupun dia bangun benar-benar dari nol sendiri tanpa bantuan Papa.

" Anak Om namanya Yeri."

Rosie tersenyum pada Yeri yang malu-malu, langsung kesemsem pada Rosie yang ganteng terus nampak mapan!

Niat-niat nggak enak karena Rosie juga dadakan di ajak bokap dia makan siang bareng. Tumben kan?

" Mau nggak sama Yeri?" Tawar Papa.

Sudah di duga! Rosie langsung di kasih kesempatan buat pdkt ke cewek!

" Duh Pa ngapain?"

" Kok ngapain? Yaa mau apa nggak? Yeri cantik anaknya, ramah juga terus nampak ceria."

Rosie diam. Dia berfikir panjang selama di dalam mobil, menyetir menuju kantor lagi.

" Mau ya? Di jalanin dulu. Cocok nggak cocok, itu urusan nanti." Saran Papa, mengelus lengan anaknya yang diam tidak banyak bicara.

Kalau soal wanita, keluarganya nggak tau karena Rosie tertutup semenjak beranjak dewasa.

Bahkan saat ditanya pacar, dia hanya tertawa dan diam. Ntah sudah punya atau belum, Papanya hanya memberikan saran.

Akhirnya Rosie mau saat sang Papa terus membujuk. Karena mungkin aja, kalaupun jodoh ya syukurlah. Kalaupun belum jodoh, namanya sedang menjalani, pasti ada ketidakcocokan nya.

Drab!! Pintu mobil di tutup. Rosie jalan sambil melepas kacamatanya dan mengusap wajah setelah sampai di rumah untuk istirahat.

Btw, dia punya rumah sendiri. Nggak enak aja gitu tinggal masih bareng orang tua. Apalagi setelah Alice ikut suaminya ke Australia, Rosie jadi segan sama Mama dan Papa. Yaudah deh, beli rumah dan tinggal sendiri.

" Hah~~!" Dia berdiri depan laptop, mengetik cepat, membalas surel perihal perusahaan dan ada beberapa calon karyawan baru yang ingin melamar kerja di perusahaannya.

Setelah selesai, barulah dia beristirahat. Itupun nggak tidur di kamar. Tapi rebahan di sofa, tidur tanpa mengganti pakaian.

Benar-benar letih!

Park My Love 7 | Love Lust ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang