34

1.2K 189 11
                                    

Toktoktok!!!

Pintu diketok sebelum Rosie membukanya perlahan. Dia hapal pin pintu apartemen Jennie!! Kalau kata Jennie; bahkan saat wanita itu mandi, Rosie bisa kapanpun masuk.

Eh! Jennie udah ada di depan meja makan. Berdiri disana, melihat Rosie tersenyum, datang mendekat lalu memberi pelukan.

Pandangan Jennie berbeda....

" Ada yang mau aku katakan..."

" Apa? Jennie mau jalan?"

Jennie memberi gelengan.

" Saat aku sudah letih menunggu, aku akan diam, raut wajah tidak terkendali, dan tatapanku lain..." Jelas Jennie.

Rosie diam mendengarkan selama dia masih senyum, mandang penuh cintanya ke Kim.

" Jennie ngomong apa? Kamu sakit? Capek?"

" Hubungan kita nggak pernah salah...tapi kitanya yang salah." Timpal Jennie hingga Rosie terlihat mengerut kecil keningnya.

" Orang tua.... memberikan apa yang harus anaknya punya dan menegaskan apa yang harus anaknya tidak punya~"

" Kamu ngomong apa? Aku nggak tau."

" Berhentilah seperti anak kecil. Kamu sudah besar Rosie!"

Pembicaraan Rosie langsung terpotong begitu saja oleh Jennie. Cowok ini tidak mengeluarkan kata-kata lagi. Tapi diam, seribu bahasa karena merasa terbentak.

" Kita break ya...."

Mata Rosie mendelalak. Kagetnya dia mendengar permintaan itu dari Jennie.

" Kenapa!?" Tanya Rosie.

" Karena aku mau fokus-"

" Fokus apa? Jennie kan nggak sekolah kayak Rosie!!!" Marahnya. Mentalnya langsung kena dan heart attack datang.

" Aku harus kerja Rosie. Tidak harus denganmu terus."

" Tapi kan Rosie tunggu!!"

" Ada saatnya aku jengah saat menghubungi terus menerus!!!"

Ungkapan Jennie bikin hati Rosie sakit. Dia tipikal cowok yang mudah tersenggol perasaannya karena tersinggung.

" Kita berhenti aja..."

" Ok!!!" Jawab Rosie langsung. Dia berbalik, jalan keluar apartemen Jennie disaat wanita ini tidak bisa memanggil untuk membujuk lagi.

Ting!!! Lift terbuka. Rosie keluar dari sana sambil nunduk, meremas-remas jari jemarinya.

" Aduhh Rosie~ udah ketemu ayang beb?" Goda satpam. Tau jika kekasih Jennie yang rajin sekali datang bahkan menginap.

Rosie diam aja. Dia melewati satpam yang bingung, menatap kepergian Rosie yang menjauh.

" Nggak boleh nangis!!" Ucapnya. Mata sudah merah dan Rosie jalan di pinggir trotoar selama orang-orang kagum dengan ketampanannya.

Rosie berkedip beberapa kali untuk menahan tangisannya. Dia mencoba menganggap, jika mata merah karena kelilipan.

Berdiri di depan zebra cross lalu jalan menyebrang bersama orang-orang.

Saat itu, melewati Wendy yang berhenti paling depan dengan motornya. Wendy bahkan membuka kaca helm hanya untuk memperhatikan Rosie yang menyebrang di depannya.

Saat sudah lampu hijau, pria ini membawa motornya ke jalur kiri. Mendekati Rosie yang jalan sendiri ntah mau kemana.

" Rosie!" Panggil Wendy.

Park My Love 7 | Love Lust ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang