Guntur, nikah sama aku aja yuk. Aku udah cape kerja, biayain kuliah juga ya, Tur. Pliss haha:)
____
Hidup Individual sudah melekat di pusat kota seperti Jakarta. Namun, malam di pusat kota itu mempunyai kesan sendiri. Melankolis, suasana jalan dan ramai dalam waktu yang bersamaan membuat Pasha sama sekali tidak bisa mengungkapkan apa yang ia rasa.
Guntur Aska Bumi. Pria dewasa yang masih melajang berjalan tepat di sisi Pasha membuat keduanya begitu kontras. Guntur yang tinggi dan Pasha yang kecil dan pendek, tapi jika di lihat-lihat Pasha memiliki perubahan. Berat badannya semakin bertambah setelah tinggal bersamanya.
"Boleh genggam tangan kamu gak?"
Pasha sedikit mendongak, ia sempat terdiam menatap mata Guntur yang sedikit cekung dan tajam sebelum menyodorkan tangan sebelah kanan pada pria di sampingnya ini.
"Boleh, kosong kok."
"Tapi gue belom sayang sama elo, Tur. Gimana dong. Lo gak marah kan?"
Sehabis makan kedua pasangan beda usia yang terpaut cukup jauh memilih menghabiskan waktunya dengan berjalan santai di trotoar yang sudah cukup sepi. Di jam setengah pagi seperti ini membuat Guntur sedikit tidak tega pada Pasha karena hawa dingin.
"Nggaklah! Ngapain harus marah?"
"Tapi gue sering takut kalo lo pergi jauh. Itu artinya apa?"
"Kamu khawatir sama aku?" Tanya Guntur menahan senyumnya, ia melihat Pasha memalingkan wajah seperti tidak berani menatap matanya membuat Guntur gemas dibuatnya.
"Nggak tau. Pokoknya kalo lo gak ada di rumah, gue kepikiran terus."
"Itu artinya kamu mulai sayang." ujar Guntur mencubit kecil hidung Pasha membuat sang mpu mencerna kalimat yang baru saja keluar dari mulut pria dewasa di depannya ini.
"Masa?"
"Iya."
"Oh...,"
Pasha tidak melanjutkan lagi apa yang menjadi obrolan mereka, ia berhenti berjalan dan menghadap Guntur. Berjinjit kemudian mengecup bibir pria dewasa dengan singkat.
Cup.
"Yaudah gue sayang sama lo."
Pasha berjalan lebih dulu meninggalkan Guntur di belakangnya. Gadis itu berjalan dengan cepat membuat Guntur terkekeh sembari mengusap bibirnya bekas kecupan singkat dari Pasha.
"Kok pake yaudah?"
Seperti kalimat putus asa tapi Guntur suka. Ia tertawa kecil dan mengejar langkah Pasha yang semakin menjauh dari lokasinya berdiri. Gadis itu sudah berdiri di depan mobil sembari menatap Guntur yang baru sampai.
"Langsung pulang?" Tanya Pasha.
"Kamu mau kemana lagi? Yuk!"
Sepertinya Guntur lupa jika ia sama sekali belum tidur. Pesawatnya landas tepat jam dua belas malam alhasil membuatnya baru sampai rumah tepat pukul satu. Pria itu juga tidak bisa tidur saat di pesawat, ia terlalu memikirkan bagaimana Pasha sendirian di rumah tanpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR ASKA BUMI
RandomNovel tersedia di shopee galeriteorikata. Guntur pernah gagal menikah. Kini, hidupnya hanya tentang kerja, pesta, dan buang-buang uang saja. Sering bepergian melakukan perjalanan bisnis tak membuat Guntur menemukan pengganti Melati, mantan tunangan...