Guntur tengah berkutat dengan laptopnya, ruangan meeting sudah kosong menyisakan dirinya. Riki muncul dari balik pintu membawa kopi untuk atasannya itu.
”Pak Guntur,”
Tanpa menoleh, Guntur berdeham. ”Kenapa, Rik?”
”Istri bapak sudah di rumah sakit bersama ibu Arianna.”
Guntur mengalihkan pandanganya cepat ke arah Riki dan menutup laptopnya cepat, ”Kata ibu Arianna, istri bapak sudah kontraksi dua jam yang lalu.”
”Kenapa dia baru ngabarin, Rik?”
Riki tampak kicep, ”Maaf pak, saya tidak lihat ponsel, ibu Arianna sudah menelpon dan ponsel bapak juga mati.”
Guntur menghembuskan nafas, ”Yaudah, saya pergi, Rik.”
”Baik, pak.”
Guntur berjalan di ikuti Riki, mobil ia sudah terparkir rapi di depan pintu masuk, ”Hati-hati pak Guntur.”
Tama yang melihat Riki menghampiri rekan kerjanya itu, menepuk bahunya, ”Pak Guntur kenapa? Buru-buru tapi senyum-senyum gitu.”
”Istrinya mau lahiran.”
”Yang dulu pernah kesini itu?”
”Iya, istri pak Guntur cuma satu kali.”
Tama mengedikan bahu, ”Siapa tau punya selir, biasanya cowok banyak duit banyak juga istrinya.”
”Gue cepuin ah ke pak Guntur, lo udah ngomong yang nggak-nggak.”
”Heh jangan! Bercanda gue,”
Riki menunjuk tiga titik, ”Banyak bukti, cctv di kantor ini suara juga kedengeran.”
”Ah, gak asik lo, Rik.”
”Mangkanya mulut di jaga!”
”Iya-iya pak Riki.”
Padahal ia tau jika Riki bercanda dan tidak mungkin mengadu, tapi Tama juga harus waspada karena ia masih terbilang baru, ”Ayo makan!”
”Pak Riki udah mau tujuh tahun kerja sama pak Guntur, gak bosen makan di kantin terus?”
”Lo mau bilang makanan kantin gak enak?”
”Loh nggak, bahkan enak-enak. Apalagi mie ayam sama bakso di kantin paling the best.”
”Yaudah gak usah bacot, free juga. Syukuri apa yang ada, hidup adalah angerah. Kita perlu bersyukur kerja di kantor ini, apalagi kita berdua tangan kanan pak Guntur.”
”Katanya dulu sebelum ada gue, yang bantuin lo cewek?”
”Iya, Soraya Latief.”
”Sampe hafal pak Riki namanya, pernah cinlok ya?”
”Bapak kau cinlok! Dia pernah di deketin pak Guntur, tapi ogah.”
”Loh, kenapa? Kan pak Guntur ganteng, manly, mateng tinggal di petik, dewasa, finansial oke, pemilik perusahaan.”
”Lo gay ya?” tanya Riki memicingkan mata pada Tama.
”Kagak, gue cuma puji bos gue aja.”
Sementara orang yang tengah mereka bicarakan baru sampai rumah sakit dan berjalan tergesa, ia melihat Arianna berdiri sendiri seperti berusaha menelpon seseorang.
”Mom,”
”Kamu Mommy telponin gak di angkat!”
”Hape aku mati, lupa di charge.”
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR ASKA BUMI
RandomNovel tersedia di shopee galeriteorikata. Guntur pernah gagal menikah. Kini, hidupnya hanya tentang kerja, pesta, dan buang-buang uang saja. Sering bepergian melakukan perjalanan bisnis tak membuat Guntur menemukan pengganti Melati, mantan tunangan...