GAB; 40

28.8K 1.4K 17
                                    

Happy Reading.

_____

Pasha menerima pelukan hangat dari Arianna, Niken, dan sodara-sodara lain. Kecuali James, remaja itu hanya memeluk Guntur dan menatap Pasha sembari mengulurkan tangan. ”Senang bertemu denganmu.”

”Iya. Take care!”

”Cepatlah buat anak!” ucap James pada Guntur.

”Heh!”

Anak kecil itu tertawa kemudian melambaikan tangan pada keduanya. Keluarga Guntur pulang lagi ke Australia. Dan mereka mengantarnya ke Bandara. Ia merangkul bahu Pasha kemudian melangkah pergi.

”Mau kesitu dulu gak?”

Pasha mengangguk cepat. ”Yuk!”

”Kamu mau apa?” tanya Guntur.

Pasha melihat menu-menu di depan, ia menunjuk beberapa kue dan roti untuk mereka berdua. Pasha sedikit mendongak menatap Guntur.

”Minumnya samain aja.”

”Aku nyari tempat duduk ya.” ujar Pasha lagi.

Pasha membawa nampan kecil itu dan duduk dekat jendela. ”Cappucino satu, espresso satu.”

”Atas nama siapa kak?” tanya seorang bartender.

”Guntur.”

Bartender yang seorang perempuan itu tersenyum ramah, beruntung sekali pikirnya gadis yang masuk bersama pria tinggi tegap itu. Guntur duduk di samping Pasha membuat berdecak kecil. ”Kenapa gak duduk di depan aku aja?”

”Gak bisa jauh-jauh dari kamu aku tuh.”

”Terserah deh.” Guntur terkekeh, ia meletakan ponsel juga kunci mobilnya di meja, sambil menunggu kopi mereka berdua siap Guntur asik bersandar dan menerima suapan demi suapan kue dari Pasha.

”Enak gak?”

”Iya enak kayak kamu.”

”Bang, kedengeran orang gak enak ih.”

Pasha mendelikkan mata. ”Ini kan tempat umum.” ujar Pasha lagi.

”Iya-iya deh maaf.”

Guntur mengecup sebelah pipi Pasha dan beranjak ketika mendengar namanya di sebut. Kemudian kembali lagi dengan dua gelas ukuran berbeda.

”Aku pengen ngerokok deh, pergi yuk!”

”Kemana?” tanya Pasha masih menguyah cheese cake.

”Kemana aja, disini gak ada outdoor. Pasti gak boleh.”

Pasha mengangguk. ”Yuk!”

Keduanya pergi meninggalkan kedai kopi sejuta umat itu dan berjalan menuju dimana mobil Guntur terparkir. Seminggu sudah mereka terikat dalam hubungan sah, namun Pasha masih saja berasa dalam mimpi.

”Kita nyari taman aja kalo ya, gapapa kan sayang?”

”Ha? Iya gapapa.”

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang