GAB; 17

27.1K 1.6K 12
                                    

Ekhem
____________

Pasha duduk di kursi dan meletakkan kepalanya di meja kerja Guntur. Lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu. Dan ya, Guntur lagi-lagi mengabulkan permintaan Pasha untuk masuk ke sekolah umum. Namun, gadis itu harus terdampar lebih dulu di kantornya pagi ini.

Ruang kerja Guntur tampak luas dengan beberapa furniture mewah di dalamnya, di lantai tinggi ini Pasha bisa melihat gedung-gedung tinggi di sekitar kantor Guntur. Matahari pagi masih menyorot cerah.

”Yuk!”

”Padahal bisa loh ke sekolah sendiri.”

”Nggak akan, ayo aku anter.”

Guntur mengambil alih tas gendong milik Pasha dan menggandeng tangan gadisnya keluar dari sini. Guntur beberapa kali mendapat sapaan hangat dari karyawannya saat keluar dari lift dan berjalan di lobby.

”Emang udahan meeting nya?” tanya Pasha.

”Tanda tangan berkas doang punya orang.”

”Orang siapa?”

”Orang yang pengen kerjasama sama perusahaan.”

”Perusahaan siapa?”

”Perusahaan aku.”

”Oh.”

Pasha menganggukkan kepala seolah paham, padahal ia tengah berfikir keras membuat Guntur tersenyum kecil. Gemas sekali ia melihat wajah cantik Pasha dengan rambut yang kini di kepang rapi oleh asisten rumahnya.

”Anak kecil gak perlu tau, otaknya belom nyampe.”

Guntur mendorong pelan bahu Pasha masuk ke dalam mobil. Jika bersama Pasha, Guntur lebih senang menyetir sendiri. Ia ingin, hanya ada dia dan Pasha. Sementara jika keperluan bisnis Guntur lebih senang memakai supirnya untuk mengantarnya.

”Eh, mau kemana?”

Guntur meraih dompetnya dan mengeluarkan uang, Pasha hendak turun harus tertahan ketika Guntur mengulurkan uang jajannya. ”Udah ada.”

Pasha mengeluarkan uang sebesar dua puluh ribu dari kantongnya. Kening Guntur sempat mengerut, apa cukup uang sebesar itu untuk jajan di sekolah. Saat ia sekolah dulu, paling kecil selembar warna merah.

”Kata Sofia, dia udah nunggu dalem. Nanti langsung masuk aja, kalo satpam nanya, bilang aja murid baru. Maaf ya, Bang Guntur gak bisa nganter. Kamu semangat sekolahnya, nanti pulangnya Abang jemput, oke?”

”Oke!” Jawab Pasha riang kemudian menerima uang dari Guntur. Ia mengecup sebelah pipi Guntur sebelum turun membuat pria dewasa itu sempat terdiam kaget.

Selain menjadi guru privat Pasha kemarin-kemarin, Sofia juga mengajar di sekolah ini. Ia menyapa satpam ketika melewati gerbang yang setengah terbuka, sementara dua satpam itu tersenyum kecil ketika melihat gadis kecil itu keluar dari mobil sedan mewah yang mengantarnya.

”Hallo Pasha, selamat pagi!”

Sofia merangkul bahu sopan ketika melihat Pasha, sebenarnya ia sedari tadi memperhatikan mobil Guntur yang berhenti lama di depan, sementara Pasha hanya tersenyum kecil dan menurut saja ketika Sofia mengajaknya ke kelas. Kelas dimana ia akan mulai belajar hari ini.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang