GAB; 24

24.3K 1.7K 25
                                    

Pasha terus menggerakkan tangannya, ia duduk di samping Arianna dan Guntur pergi entah kemana. Pesta pernikahan masih berlangsung, pengantin yang sudah melewati masa-masa tegang pun juga sudah berbaur dengan tamu dan Pasha sedari tadi terjebak duduk di samping Arianna.

Dua kata untuk Arianna? Penuh intimidasi.

Awalnya seperti itu, Pasha takut berlebihan. Arianna dengan tampilan ibu-ibu banyak uang, rambutnya tersanggul rapi dengan tas branded mahal. Wanita itu tertawa mendengar guyonan yang di layangkan teman-teman. Entah, Pasha tidak membayangkan akan seperti ini, ia hanya butuh Guntur sekarang.

”Kenapa sayang?”

Arianna menggenggam sebelah tangan Pasha, gadis kecil menggelengkan kepala dan memaksakan senyumnya. Arianna mengusap rambut Pasha yang terurai dengan lembut, senyumnya penuh kehangatan.

Tapi kenapa pembawaan wanita itu sangat tegas ya. Pasha jadi tau wajah tegas Guntur dari Arianna. Tapi dari tadi, Pasha tidak melihat keberadaan Ayahnya, Guntur juga tidak bilang jika Arianna sang ibu juga ada di Bali.

”Gapapa tante.”

”Ih bandel jangan tante, Mommy aja.”

”Iya Mommy maaf.”

”Nyari Guntur ya?” Arianna mengusap punggung tangan Pasha lagi, gadis cantik yang masih muda menggelengkan kepala kemudian mengangguk membuat Arianna tertawa gemas. Ia jadi tau alasan kenapa anaknya tidak pernah menyambangi rumahnya di Sydney. Guntur hanya bilang, nanti ia bawa calon istri ke rumah.

”Sama Mommy aja disini, Guntur lagi kangen-kangenan tuh sama temen-temennya.”

Pasha hanya bisa mengangguk, di meja bundar banyak makanan manis. Pasha mau, tapi malu. Coba saja di sampingnya ada Guntur, pria itu akan mengambilkan makanan enak itu tanpa ragu. ”Kamu mau?”

”Mau!”

Arianna terkekeh lagi dan mengambil red velvet dan Pasha menerimanya dengan suka cita. Sendok kecil juga sudah di tangannya. ”Makasih tan, eh Mommy.”

”Pasti sudah ya manggil ’Mommy’ tapi Mommy gak mau di panggil tante, masa calon menantu manggilnya tante.”

”Hah calon menantu?”

”Semoga kamu jadi yang terakhir buat Guntur.”

Arianna tersenyum lagi menatap wajah Pasha dengan serius. Sementara gadis itu dengan kesadaran penuh mengangguk pasti dan membalas genggaman tangan dari Arianna kemudian ikut tersenyum manis.

”Mommy pastiin kamu bahagia sama Guntur.”

”Iya...,”

”Kalo Guntur nyakitin kamu, lapor ke Mommy.”

”Iya Mommy.”

”Biar Mommy tendang tititnya!”

Buset.

Pasha kaget bukan main, ternyata Arianna bisa humor juga. Gadis cantik itu mengedarkan pandangan, ia menemukan Guntur bersama para pria dewasa tengah duduk sembari mengobrol seru. Guntur sudah menanggalkan jas nya, merasa di perhatikan pria dewasa itu memutar kepala dan melihat mata Pasha mengarah padanya.

Guntur mengedipkan sebelah mata dan Pasha bergidik geli berhasil membuat Guntur tersenyum hingga menampilkan deretan giginya yang rapi. Arianna melihat anaknya menatap Pasha penuh kasih sayang, tidak pernah ia melihat Guntur sebahagia itu apalagi saat ditinggal menikah oleh Melati, Guntur sudah seperti mayat hidup saja.

Dari kejauhan, Guntur melihat Pasha mengusap bahunya. Sepertinya, gadis kecil itu kedinginan karena gaunnya yang terbuka. Pria dewasa itu mendekat ke arah Pasha dan memakaikan jasnya di baju Pasha yang berhasil menenggelamkannya tubuhnya.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang