GAB; 28

21.4K 1.5K 18
                                    

Happy Reading ya, enjoy.

_______

Pasha duduk di samping Rika, di ikuti Katrin, lalu Nisa yang duduk paling ujung sofa. Sepagi ini mereka harus berurusan dengan Yuni yang licik di ruangan BK. Di depannya ada Yuni, Sofia, bu Riska wali kelas, dan bu Indah selaku guru yang bertanggung jawab kesiswaan.

”Saya sudah dengar jika Yuni di dorong sama kamu hingga pingsan.” ujar bu Indah.

Pasha yang sedari tadi menatap Yuni kini mengalihkan pandangan pada bu Indah, ia berdeham sebentar.

”Saya cuma mau ngasih oleh-oleh sama Yuni tapi Yuni malah ngelempar pemberian saya. Dia bilang, dia gak butuh sesuatu yang udah saya kasih. Padahal niat saya baik, bu.”

”Oleh-oleh apa?” tanya bu Indah lagi.

”Kain Bali sama kue Pai susu.”

”Lalu?”

”Yuni nuduh kalo saya rebut cowok yang dia.”

”Siapa cowoknya?” tanya bu Indah.

”Radit, bu.” kini Rika ikut menjawab.

”Coba Rika kamu panggil Radit kesini.”

”Baik, bu.” Rika berjalan keluar atas suruhan bu Indah. Sementara ia kembali menatap Pasha.

”Terus kenapa sampai emosi kalau kamu tidak merasa?”

”Saya di dorong duluan, saya di katain miskin, jelek, bisanya numpang hidup sama orang. Saya sakit bu denger begitu, apalagi Yuni gak pernah tau hidup saya.”

”Bener begitu?” tanya Indah pada Yuni.

”Nggak bener, bu. Dia yang ngejek saya jelek, miskin!”

”Heh gak usah ngarang lo ya!” Katrin emosi mendengarnya. Ia sampai menunjuk wajah Yuni.

”Katrin tenang dulu, biarin Pasha yang bicara.”

”Lo gak usah memutar balikan fakta!” ujar Pasha.

”Gue tau gue orang gak punya, kak Sofia juga masih guru honorer. Tapi lo gak bisa hina-hina gue kayak tadi!”

”Idih bangsat!” umpat Pasha sambil berdiri.

”Pasha!” bu Indah berteriak marah karena Pasha berani mengumpat di depan guru dengan suara keras.

Bu Riska selaku wali kelas mereka pun mendekati Pasha agar gadis itu duduk kembali. ”Itu semua gak bener, bu!”

”Dasar ulet keket! Saya saksinya bu, Pasha gak melakukan itu semua!” Nisa ikut bicara dan di angguki Katrin yang gemas sekali ingin menerkam wajahnya.

”Kalian bisa aja sekongkol kan!” ujar Sofia.

”Tanpa mengurangi rasa hormat bu Sofia, apa yang Yuni bilang gak bener! Saya gak pernah menghina dia.”

Pasha rasanya ingin sekali menangis ketika Yuni memfitnahnya seperti ini. Belum genap sebulan sekolah, ia sudah mendapat perlakuan tidak baik dari teman yang kata Rika manipulatif di hadapannya itu.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang