GAB; 10

40.2K 2.2K 38
                                    

kekayaan Guntur masuk akal kok.

____


Hari sudah siang.

Suasana di luar sangat panas membuat Guntur tidak mengizinkan Pasha keluar. Padahal ia hanya ingin menikmati waktu berdua lebih lama bersama Pasha dan berakhir di menonton film.

Guntur sampai berjanji akan membawa Pasha jalan-jalan jika hari sudah sore dan menunggu matahari benar-benar tenggelam. Semua keinginan Pasha seolah perintah baginya, mengosongkan jadwal seminggu ke depan rupanya tidak membuat para kolega bisnisnya membatalkan kerja sama perusahaan karena meeting yang harus di tunda.

"A whole the world...,"

Guntur menoleh sesaat setelah membalas pesan dari Riki yang katanya sudah membereskan permintaannya agar mengirim kasur baru untuk kamar Pasha, ia mengusap rambut gadis yang duduk di sampingnya ini. Pasha asik mengikuti lagu soundtrack di film Aladin yang di nyanyikan Zayn Malik feat Zavia Ward.

"A whole new world
A new fantastic point of view...,"

Suara Pasha terdengar begitu lembut, Guntur sampai tidak menyangka karena tidak pernah mendengar Pasha bernyanyi. Sadar di perhatikan, Pasha menoleh pada Guntur kemudian memalingkan wajahnya.

Guntur menatap layar ponselnya kembali dimana Riki menelepon membuatnya berdecak. Bertanya jika kasur baru Pasha akan langsung di pasang atau tidak, setelah mendapat sedikit gertakan Guntur menutup telepon dan ikut menonton.

"Siapa?" Tanya Pasha ikut penasaran.

"Riki."

Guntur Aska Bumi. Pria dewasa di awal tiga puluhan yang sukses di usia muda, menjadi pemilik perusahaan real estate, manufaktur dan bongkar muat barang di Jakarta Utara alias pasar ekspor impor membuatnya bergelimang harta. Belum lagi ia menanam saham dimana-mana membuat sumber penghasilannya terus mengalir.

Guntur juga memiliki beberapa aset besar milik pribadi termasuk penthouse ini. Rumah yang ia rencanakan pasca menikah harus ia kubur sedalam mungkin sebab sang tunangan membatalkan semuanya.

Lalu, kekurangan Guntur apa hingga di tinggalkan begitu saja?

Melati namanya. Wanita yang Guntur temui di sebuah kelab malam, Melati bekerja sebagai waiters disana. Melayani tiap tamu yang memesan minuman, namun kehidupan bahagia yang sudah Guntur rencanakan hancur begitu saja ketika Melati meninggalkan tanpa alasan, memilih menikah dengan pria lain dan sudah memiliki anak perempuan.

Guntur melihat Pasha mengganti tontonannya, upacara penutupan Asean games ke 18 yang di gelar di Indonesia sampai mengundang boyband Korea Selatan. Siapa lagi jika bukan Ikon dan Super junior.

Pasha tampak senang dan menikmati lagu yang mereka bawakan. Berbeda sekali dengan Melati yang lebih menyukai film vulgar asal barat dan selalu berakhir mereka memadu kasih karena terbawa suasana.

Jika boleh jujur, ia rindu dengan Melati.

"Guntur...," Panggil Pasha menoleh pada pria yang masih duduk di sampingnya ini. Namun, Guntur sepertinya tengah melamun.

"Sayang...,"

Pasha merutuki dirinya karena berani memanggil Guntur dengan sebutan itu, bahkan tanpa sadar Pasha menaruh telapak tangannya di paha Guntur membuat pria itu seketika menoleh.

"Iya Mel."

"Mel?" Guntur menggenggam jemari Pasha tanpa mengangkat kepalanya. Sadar bukan ia yang Guntur panggil, membuat hati Pasha sedikit tercubit. Mungkin sedari tadi Guntur tengah melamunkan gadis bernama 'Mel'.

"Iya Melati. Kenapa sayang?"

Pasha menarik tangannya dari genggaman Guntur membuat pria itu otomatis menoleh dan terdiam ketika melihat mata Pasha berkaca-kaca. Sadar apa yang ia katakan Guntur mencoba untuk meyakinkan apa yang gadis itu dengar.

"Sha...,"

"Gue pikir lo udah sayang sama gue, Tur."

Pasha tidak tau ada apa dengan perasaannya. Karena jika boleh jujur ia merasa sakit ketika Guntur menyebutkan nama gadis lain di hadapannya. Pasha bangkit dari duduknya dan berjalan cepat memasuki kamar, tidak sadar sampai membanting pintu meluapkan emosi dan mengunci diri dari dalam.

Pria dewasa berumur tiga puluh satu tahun itu mengejar Pasha namun gadis itu lebih dulu masuk membuat Guntur menggaruk kepalanya mengingat betapa bodoh dirinya. Baru saja tadi pagi ia merasakan Pasha sama sekali tidak sungkan meminta apa yang ia mau tanpa di paksa, baru saja ia merasa Pasha lebih hidup ketika mengobrol dengannya.

"Sha, Pasha!"

Guntur mengetuk-ngetuk pintu kamar Pasha dan memutar kenop namun gadis yang ada di dalam sama sekali tidak menghiraukan teriakan Guntur dari luar. Gadis itu seolah menulikan pendengaran dan membiarkan Guntur berusaha lebih keras membujuk dirinya.

"Pasha, maaf."

"Keluar ya sayang ya, dengerin penjelasan aku dulu."

Namun, semua usaha Guntur berakhir sia-sia karena Pasha sama sekali tidak menghiraukannya. Hanya terdengar suara isak tangis Pasha di dalam sana, merintih di balik pintu.

Pasha tidak tau Melati itu siapa. Pasha juga baru mendengar nama wanita itu setelah Guntur menyebutnya. Masalah ini terdengar begitu sepele tapi Pasha merasa pria dewasa yang menyelamatkan saat hendak bunuh diri masih mencintai gadis lain.

"Sakit...,"

Dada Pasha terasa sesak, ia menepuk dadanya saat tangisnya tidak kunjung mereda. Apa ini mungkin Pasha sudah mencintai Guntur? Tapi ini berjalan terlalu cepat membuat Pasha tidak pernah mengakui perasaannya.

"Pasha!"

Di luar sana Guntur masih mengetuk pintu berharap Pasha keluar dan mau mendengar penjelasannya jika Melati itu siapa. Namun, sepertinya Pasha sama sekali tidak minat dan lagi-lagi membiarkan Guntur duduk lesehan menyandarkan punggungnya menunggu Pasha membukanya.

"Gue pengen tidur."

Di dalam sana Pasha menyahut membuat Guntur tersenyum senang. Tapi ia harus melunturkan senyumnya karena ternyata Pasha sama sekali tidak keluar dan membiarkan meminta maaf.

"Dengerin penjelasan aku dulu, Sha."

"Gak ada yang perlu di jelasin. Gue doang emang yang bego karena udah bales perasaan lo yang katanya udah sayang sama gue. Gue emang bego, cowok kayak lo tuh gak mungkin single. Sekarang gue tau, adanya gue disini itu cuma pengganti yang lo anggap Melati."

"Nggak gitu, Sha."

Pasha tidak mendengarkan suara Guntur lagi dan memilih menulikan telinga dan beranjak ke ranjang. Menatap pintu yang masih di gedor Guntur berharap ia akan keluar dan mendengarkan semua alasan yang nanti keluar dari mulut pria dewasa itu.

"Aku sayang sama kamu, Sha. Tolong percaya!"

Guntur berteriak kesal karena kesalahanya sendiri. Pasha mungkin saja berspekulasi jika ia masih menyayangi Melati. Ia juga teramat bodoh karena bisa-bisanya merindukan wanita lain saat di sampingnya ada kekasihnya sendiri.

Meski ini kabar bahagia karena tandanya Pasha cemburu tetap saja membuat Guntur merasa bersalah. Ia baru saja bahagia karena sudah berhasil membuat Pasha luluh sejak kemarin, tapi sepertinya perjuangan meluluhkan hati Pasha kembali belum selesai sampai disitu.

___

Konflik kecil.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang