GAB; 12

36.5K 2.2K 31
                                    

"Melati emang cantik. But, she's not a virgin!"

"Maksudnya?" Pasha mendorong dada Guntur agar menjauh. Ia mendongak menatap wajah pria dewasa yang ada di depannya. Jika memang Guntur hanya menyukainya sebab ia masih gadis, Pasha jelas tidak terima.

"Dia bohongi aku, Sha. Kita sempet berantem tapi akhirnya aku masih bisa nerima dia. Melati emang gak pernah bilang siapa yang pertama, tapi aku cinta sama dia, Sha...,"

Pasha bisa melihat keseriusan yang terpancar dari mata Guntur. Nada bicara tegas juga gerak tubuhnya yang seolah masih menginginkan Melati ada di hidupnya.

"Sekarang masih?"

Guntur menggelengkan kepala membuat Pasha diam-diam menghembuskan nafas lega. Bukankah sudah Guntur bilang ia sudah terpikat gadis kecil manis di depannya ini. Tidak peduli berapa umur dan selabil apa sikapnya, ia sangat menyayangi Pasha.

"Kalo masih cinta juga gak apa."

"Nggak sayang."

"Beneran?" Tanya Pasha lagi.

"Iya," jawab Guntur menyakinkan Pasha lagi dan mengecup bibirnya. Pasha mulai kembali menetralkan ekspresi wajahnya yang semula kencang tersenyum kemudian membuat Guntur bernafas lega.

"Aku ada sesuatu buat kamu."

Guntur menggandeng tangan Pasha menuruni anak tangga hingga membawa gadis kecil itu duduk di sofa. Pria dewasa itu memberikan paper bag besar pada Pasha membuat gadis itu menatapnya heran.

"Ini apa?"

"Album sama lighstick, katanya pengen."

Terserah kalian mau bilang ini sogokan atau bukan, yang jelas Guntur tidak bisa berbuat banyak selain menuruti apa permintaan yang Pasha ingin. Kemarin ia melihat wish list yang di tulis gadis kecil ini di ponselnya, padahal jika benar memang ingin Guntur bisa membelikannya secara langsung.

"Beli dari mana?"

"Aku nyuruh Riki, katanya belinya lewat official agensinya."

Tidak menunggu waktu lama lagi, Pasha membongkar album dan lighstick berwarna hijau stabilo, gadis itu senang bukan main. Seketika melupakan apa permasalahan yang tadi mereka perdebatkan, melihat itu Guntur menghembuskan nafas lega.

Setidaknya Pasha sudah percaya jika saat ini memang hanya dia yang ada di hatinya. Gadis kecil itu berseru bahagia ketika berhasil menyalakan lighstick yang ia genggam, memperlihatkan pada Guntur.

"Suka?" Tanya Guntur.

"Banget," jawab Pasha cepat. Guntur mengecup pelipis Pasha dan mengusap rambutnya sembari menatap gadisnya yang kini sibuk membuka setiap lembar foto yang ada di dalam album yang sama sekali tidak ia mengerti.

"Kata Riki Desember nanti ada konser penghargaan di Hongkong. Kamu mau kesana?" Pasha yang tengah memperhatikan wajah-wajah idolanya menoleh pada Guntur, ia tidak yakin dengan jadwal pria dewasa yang duduk di sampingnya ini.

Jika mengangguk, Pasha pasti mengganggu pekerjaannya. Jika menolak, sayang juga. Pasha mendadak bingung dan memilih diam, kemudian ia merasakan rambutnya di elus lembut.

"Aku pake baju dulu ya?"

Cup.

Guntur mengecup pelipis Pasha dan berjalan menuju kamar. Selepas pria itu pergi, Pasha bersorak gembira sampai mengetukkan kakinya ke lantai saking bahagianya. Ia tidak pernah di manja seperti ini, di belikan album dan lighstick resmi yang ia tau harganya sangat mahal.

Dan tadi apa? Guntur menawarinya untuk menonton konser dimana semua idol K-Pop akan hadir disana. Pasha mengibaskan tangan merasa gerah dan tidak percaya dengan semua ini. Tapi...,

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang