GAB; 34

27.1K 1.7K 65
                                    

Happy Reading ya, enjoy.

________

Pria yang memiliki tinggi badan 182cm dengan bentuk tubuh proporsional itu berjalan di ikuti Riki di belakangnya. Rahangnya mengeras karena Riki mendapatkan kabar jika Kumala menuntut balik pada Guntur dengan mendatangkan pengacara, lagi pun bukti tidak cukup kuat dan saksi Guntur ketiganya hanya anak kecil.

”Sepertinya mereka masih ingin bermain-main dengan saya.”

”Pemuda yang mempunyai rekaman video Pasha berkelahi sudah ada disana pak, dan video itu sudah di serahkan ke pihak berwajib.”

”Siapa namanya?”

”Danial.”

”Identitas lengkap?”

”Danial Noah Abimanyu, 17 tahun, tinggal di kostan dekat tempat tinggal Kumala, dan dia mempunyai hubungan spesial dengan wanita, namanya Kanya Ariesta Sera. Dia bekerja di perusahaan milik Yefta pak.”

”Yefta? Saya tidak pernah dengan pebisnis itu.”

”Saya juga belum pernah dengar. Tapi, pak Reno pernah memakai jasa perusahaan mereka untuk acara pernikahannya kemarin.”

”Danial asli Jakarta?”

”Kalimantan, lebih tepatnya Banjarmasin.”

”Dia juga adik kelas Pasha pak.” ujar Riki lagi.

”Oke. Terimakasih, Rik.”

”Sama-sama pak.”

Keduanya sampai dimana pengadilan akan di laksanakan kembali. Kumala berdiri disana dengan tatapan dendam pada Guntur, pria itu hanya menyeringai. Apa Kumala tidak ingat dengan siapa ia berurusan. Guntur duduk di samping pengacaranya, bukti yang kuat sudah mereka kantongi.

”Mati-mati dah itu si Yuni di penjara.”

”Gue puas banget liatnya.” tambah Rika.

Nisa, Katrin, dan Rika di hadirkan kembali. Mereka tampil kompak memakai pakaian putih dengan bawahan warna krem. Serta Danial yang mempunyai rekaman video Pasha dan Yuni berkelahi, saat itu Danial hanya hendak lewat namun melihat perkelahian yang seru itu ia lantas menggapai ponselnya, ia hanya mengenal Yuni karena tetangganya.

Tak disangka, video isengnya berguna untuk seseorang.

”Sialan!”

Ketukan palu terdengar begitu nyaring.

Kumala lagi-lagi kalah telak, Guntur bersorak dalam hati. Menjatuhkan seseorang memang paling menyenangkan, pengacara yang Kumala bawa terlihat seperti orang bodoh yang tengah di setir, mau saja ia di bayar murah untuk menipu orang-orang disini. Guntur yakin, wanita yang Kumala bawa bukanlah pengacara sungguhan.

”Kalian bertiga, terimakasih ya.”

Nisa, Katrin, dan Rika tersenyum lega dan mengangguk. Guntur berhutang budi pada mereka apalagi Danial yang sekarang mengobrol dengan Riki. Mereka berdua tampak sudah akrab. ”Sama-sama, om.”

”Eh, pak Guntur.” Katrin terkekeh meski kesal karena ia mendapat cubitan dari Nisa.

”Sama-sama pak, kita boleh kan nengok Pasha sepulang sekolah? Kita sudah di telepon bu Riska, kayaknya dia juga pengen tau perihal ini.”

Guntur mengangguk dan bersedia mengantarkan mereka ke sekolah. ”Danial?”

”Saya bawa motor pak.”

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang