Hai, aku disini.
🖤
____
Pasha berulang kali menggandeng tangan Jenggala karena anaknya yang genap berusia enam tahun berlarian kesana kemari saat di Bandara. Mereka kompak menjemput Guntur karena pria itu baru pulang setelah tiga hari berada di Colombia.
"Ayo Mami, katanya mau naik heli."
Pasha termangu, naik heli? "Mami gak pernah bilang,"
"Papi yang bilang Mami, katanya kalo Papi pulang dari Amerika, kita naik heli."
"Hah?"
"Papi...Papi...,"
Jenggala kembali melepaskan tangan dari genggaman Pasha dan berlari ke arah pria yang kini memakai kaos dan jeans panjang, di belakangnya ada dua orang yang sudah Pasha ketahui siapa mereka, "Siang ibu Pasha."
"Siang pak Riki, pak Tama." dua pria itu memakai baju formal sementara Guntur sang suami tampil casual.
"Siang Kael," sapa Riki.
"Siang om Iki,"
Jenggala bertos ria dengan Riki dan juga Tama, ia sudah di gendongan Guntur membuat pria tersenyum karena melihat anaknya begitu ceria, Pasha menyalami tangan Guntur di balas kecupan hangat di dahinya.
"Gimana flight nya, mas?"
Guntur tersenyum lagi, padahal baru tiga hari meninggalkan rumah tapi rasa rindunya sudah menumpuk, "Aman ko, kamu khawatir ya."
"Papi, katanya mau naik heli."
Bocah yang masih memakai seragam TK itu menagih janji membuat Guntur menggaruk belakang lehernya.
"Masih inget ya?"
"Papi mau bohongin Kael ya?" tanya Jenggala sembari cemberut, "No, ayo sayang!"
Guntur menggandeng tangan Pasha dan masuk kembali ke landasan, meninggalkan Riki dan Tama yang masih berdiri mematung, "Kalian kenapa diem?"
"Oh, iya maaf pak."
"Emang bisa terbang dari sini?" Pasha berbisik pelan pada Riki, sementara Guntur sudah menggendong Jenggala di depan mereka, "Bisa bu, sekarang mudik juga bisa naik helikopter."
"Masa?" tanya Pasha tak yakin.
"Tapi jarak deket gitu, bu. Bogor, Cilegon, karawang."
Pasha beralih pada Tama, "Oalah, baru tau."
"Tapi bukannya punya mas Guntur cuma muat tiga orang ya? Emang ada helikopter yang bisa ngangkut banyak?"
Keduanya tersenyum kecil, sepertinya Guntur akan meminta pihak maskapai untuk mengantar mereka ke kantor, untuk menyenangkan anak sulungnya Guntur tidak perduli berapapun uang yang akan ia keluarkan.
"Ada, bu. Namanya helikopter charter. Saya pernah loh naik helikopter itu pas kita dapet jemputan dari Tokyo."
Riki terkekeh, entah mengapa ia masih segan ketika bicara dengan Pasha padahal ia sudah meminta agar tidak usah formal, mau bagaimana pun Pasha istri Guntur, bosnya. "Kapan?" tanya Tama pada Riki.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR ASKA BUMI
RandomNovel tersedia di shopee galeriteorikata. Guntur pernah gagal menikah. Kini, hidupnya hanya tentang kerja, pesta, dan buang-buang uang saja. Sering bepergian melakukan perjalanan bisnis tak membuat Guntur menemukan pengganti Melati, mantan tunangan...