GAB; 25

25.9K 1.6K 39
                                    

Seorang gadis berdiri menatap luasnya hamparan air laut di depannya, deburan ombak, cahaya matahari pagi, dan angin yang berhembus menerbangkan rambut Pasha yang sengaja terurai. Sepuluh menit sudah ia berdiri sendiri di pantai, sesekali menceburkan kakinya ke air menikmati sensasi dinginnya air laut.

Semalam, Pasha tidur bersama Arianna. Wanita yang memiliki peran penting di hidup Guntur itu masih tertidur ketika Pasha beranjak dari ranjang dan sengaja berjalan-jalan sendiri keluar. Jam masih menunjukkan pukul enam, Pasha mengingat kejadian tadi malam.

Ia harus menahan malu karena sebagian orang menertawakan dirinya hanya karena angka.

"Ngapain disini sendirian?"

Pasha berbalik dan menemukan Guntur di belakangnya, pria itu mendekat dan berdiri di sebelah Guntur. Pasha berusaha menghindari kontak mata dengan pria di sampingnya ini membuat Guntur mengerutkan kening.

"Kalo liat air gini berasa pengen bunuh diri lagi."

"Sutttt...,"

Guntur melototkan mata tidak suka, ia mendekat ke arah Pasha dan merangkul dan mengusap-usap bahunya. Guntur menunduk melihat Pasha yang mendongakkan kepala, mata mereka sama-sama bertemu namun Pasha lebih dulu mengalihkan pandanganya ke depan.

"32 di kurangi 18 berapa?"

"14."

"Buset!"

"Kenapa?" tanya Guntur.

"Gapapa-gapapa."

Sepertinya Guntur tidak menyadari jika Pasha membahas umur mereka. Memang, selisih umur tidak jadi jaminan tapi apakah ia bisa mengimbangi Guntur yang sudah dewasa, matang, dan siap berumah tangga.

"Masih kaget ya?"

"Bang Guntur gak pernah bilang sih!"

"Kamu juga gak pernah nanya."

Pasha mengangguk. "Gak keliatan tua soalnya."

"Iyalah ganteng begini." jawab Guntur dengan sangat pedenya, dan hal itu benar adanya, Pasha tidak bisa menyangkal. Ada satu pertanyaan yang sedari semalam masih tersimpan rapi, ia membalas Guntur merangkul pinggangnya.

"Suaminya Mommy gak ikut?"

Guntur terdiam sejenak. "Daddy aku?"

"Iya."

"Udah lama di tanem." jawab Guntur dan Pasha menutup mulutnya bergumam kata maaf.

"Ko gak pernah bilang?!"

Guntur mencolek hidung Pasha. "Kamu nya juga baru nanya sekarang."

"Harus nanya dulu ya kalo mau tau?"

Guntur mengecup pucuk kepala Pasha. "Nggak juga sih."

"Tuh, bang Guntur emang gak mau cerita aja ke gue!"

"Apaan gue-gue? Gak suka ya bicaranya masih begitu."

Pasha cemberut dan bersandar di bahu Guntur yang kokoh. "Iya maaf."

"Jangan di ulangi lagi."

Pasha terkekeh sebelum menjawab. "Gak janji tapi."

"Bang Guntur tau sesuatu gak?"

"Apa?"

Guntur mengusap rambut Pasha, mereka masih berdiri menatap ke arah lautan dan menikmati pemandangan. Mumpung matahari belum naik dan mereka masih mempunyai waktu sebelum terbang dan pulang ke Jakarta. Niatnya, jam sembilan nanti keduanya hendak berjalan-jalan ke Pura dengan memakai baju adat.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang