GAB; 15

33.6K 1.8K 27
                                    

Guntur Aska Bumi.

Jika di definisikan sebagai pria sejati, mungkin Guntur masuk ke dalam jajaran salah satunya. Di lihat dari fisik saja, siapa yang tidak mau dengan pria dewasa, matang dan mapan seperti dia?

Sudah dapat di pastikan jika Guntur adalah incaran emak-emak untuk di jadikan sebagai menantu idaman. Memiliki wajah rupawan, tubuh indah dengan otot tidak berlebihan membuat ia terlihat begitu pas.

"Kok kamu liatin aku gitu banget?"

Pasha menjulingkan mata ke atas ketika Guntur mengedipkan sebelah matanya. Akhirnya Guntur menepati janji untuk mengosongkan jadwal dan menghabiskan waktu bersama Pasha saja.

Dan lihatlah sekarang.

Gadis mungil bernama lengkap Pasha Arinda itu sudah siap dengan sarung tangan karetnya untuk menanam pohon yang Guntur beli atas permintaan gadisnya itu, wajahnya yang berseri membuat Guntur harus berkali-kali menahan hasratnya agar tidak mengecup pipinya yang berbinar.

"Udah ayo!"

Pasha menarik tangan Guntur agar ikut keluar untuk menanam bunga yang baru saja sampai di pesan Guntur, bunga anggrek dengan beberapa warna.

"Panas tau, Sha!"

"Apaan lebay banget deh."

"Bukannya lebay kalo sakit gimana?"

Pasha lagi-lagi menjulingkan mata melihat Guntur sebegitunya takut pada panasnya matahari. Padahal jam sudah menunjukkan pukul tiga dan itu artinya hari sudah menjelang sore.

"Ya masuk rumah sakit," jawab Pasha dengan entengnya membuat Guntur geram sekaligus gemas pada anak di depannya ini. Ia selalu bertanya pada dirinya sendiri mengapa bisa menyukai gadis kecil seperti Pasha.

"Ndasmu!"

Pasha terkekeh mendengar umpatan Guntur, karena nyatanya selama ia tinggal bersama pria dewasa itu Guntur tidak pernah mengumpat sekali pun. Tapi beda dengan hari ini, mungkin pria itu benar-benar kesal.

"Guntur...," Panggil Pasha.

"Iya kenapa?"

"Guntur, sayang aku gak?"

Pertanyaan macam apa ini, Guntur menoleh melihat wajah Pasha yang bersinar karena cahaya matahari sore yang masih menyorot, mereka berdua baru saja keluar dari rumah dan hendak menanam bunga anggrek ke dalam pot hitam yang lucu.

"Gak perlu ditanya."

"Tapi aku penasaran,"

Guntur menghela nafasnya sembari memberi kode agar tukang kebun yang bekerja di rumahnya mencampur media tanam untuk Pasha kerjakan, lagi pun Guntur disini hanya untuk menemani gadis kecilnya saja dan bukan untuk turun tangan.

Ahaha, Guntur memang tidak suka kotor!

"Sayang banget." Jawab Guntur lagi.

Padahal pria dewasa bernama lengkap Guntur Aska Bumi itu bukan type-type pria yang mudah sekali mengatakan hal-hal manis seperti 'sayang' 'cintanya aku' pokoknya jaranglah. Bahkan deretan-deretan mantannya tidak ada yang bisa membuat Guntur seluluh ini.

"Oh...,"

Hah.

Respon macam apa itu?! Guntur ingin sekali menjepit kepala Pasha kedalam ketiaknya jika tidak melihat adanya bapak tukang kebun yang membantu Pasha memindahkan bunga anggrek dari polibag ke pot lucu yang ia beli.

"Bunga anggrek itu bukannya yang sering ada di pemakaman?"

Pasha bertanya pada bapak tukang kebun yang bekerja kepada Guntur, pak Supri namanya. Beliau baru bekerja sebulan yang lalu, pria yang baru saja mendengar pertanyaan gadis kecil di hadapannya hanya tersenyum kecil sembari sesekali melirik Guntur, ia bingung harus menjawab apa.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang