GAB; 44

24.4K 1.2K 23
                                    

Arianna berteriak gembira ketika melihat Pasha dan Guntur baru saja sampai di Sydney, lebih tepatnya di rumah Arianna. Wanita itu menyambut anak dan menantunya dengan hangat, ia menangkup kedua pipi dan menciumi wajah Pasha karena kangen sekali.

"Anaknya aja gak pernah di gituin,"

Meski begitu, Guntur senang karena Arianna menerima Pasha dengan baik. Meski dulu, wanita itu sempat bingung dan heran karena Guntur sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan gadis berumur selisih jauh dengan dirinya, "You angry darl?"

"Nggak ko,"

Arianna dan Pasha menoleh bersamaan lalu tertawa ketika melihat Guntur berjalan lebih dulu dari mereka sembari membawa koper ke dalam, "Selama abang kerja, kamu gak kesepian kan sayang?"

"Mmm nggak ko, temen-temen kadang main ke rumah."

Arianna sempat memicingkan mata, "Bagus deh."

"Terus gimana tadi flight nya sayang?" tanya Arianna.

"Aman, Mommy." Guntur menyahut.

"Mommy kan nanya sama Shasa," ujar Arianna.

Guntur menyilangkan kakinya di sofa, "Dan aku suaminya," kekeh Guntur.

"Selamat datang di rumah Mommy, disini banyak banget kenangan, dari kecil abang sampe SMA disini sayang dan pergi karena dia kuliah di luar,"

"Luar negeri?"

"Iya, Amerika. Dia gak ada cerita?"

Pasha menggelengkan kepala, "bang Guntur kalo gak ditanya gak bakal cerita, Mom."

"Seriously?"

Pasha mengangguk, "emang dari dulu begitu, Mommy kira dia udah berubah, ternyata ck, ck."

"Emang abang kuliah dimana?"

"UNY,"

"Universitas Negeri Yogyakarta?" tanya Pasha ragu, katanya Amerika.

"No, sayang. Universitas New York,"

"Oalah," Pasha terkekeh malu.

"Terus S2 nya di Harvard, Mommy bangga sama dia. But, jangan bilang-bilang langsung nanti dia besar kepala."

"Kalo Shasa gimana sekolahnya? Kata abang udah beres ya?"

"Mmm iya, tapi aku ujian di rumah, di dampingi guru."

"Gapapa sayang, good luck ya."

Pasha terkekeh dan mengangguk, kemudian Arianna mengusap perut Pasha dengan sayang, ada gelenyar aneh saat ibu mertuanya mengusap perutnya. Pasha merasa di sayang oleh Arianna, "Bentar lagi keluar, Mommy jadi Grandma."

"Iya, jadi tua!" Guntur menyahut lagi.

"Abang jangan kayak gitu!"

"Hehe iya maaf sayang," Guntur tertawa kemudian mendekat dan merangkul bahunya.

"Udah gih, kalian istirahat pasti cape kan."

"Jakarta-Sydney lumayan, Mom. Tapi, aku gak tega karena Shasa lagi hamil, yuk sayang kita bobo siang."

Keduanya menaiki tangga, untuk mencapai kamar Guntur yang sudah lama ia tinggalkan mereka berjalan di lorong lantai dua, melewati beberapa ruangan dan menemukan kamar Guntur yang terletak paling ujung.

>Don't disturb<

"Ini bisa di balik, Yang."

Guntur membalikan papan kayu depan pintu kamarnya, Pasha bertepuk tangan riang, "Lucu tau abang."

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang