GAB; 32

24.8K 1.6K 26
                                    

Tarik nafas buang? Oke.

Ready? Go!

______

Pasha baru saja bangun, badannya yang kemarin terasa remuk sekarang sudah terasa lebih baik. Dokter yang memeriksanya semalam memberikan beberapa obat dan salep untuk luka luar. Ia berjalan ke arah dimana pintu kamar Guntur terbuka, Pasha bersandar di pintu.

”Pagi...,” sapa Guntur ketika melihat Pasha berdiri.

”Boleh masuk?”

Guntur mengangguk mengiyakan. ”Boleh.”

Pasha melangkahkan kakinya ke dalam kamar Guntur yang tertata rapi, kecuali sprei yang belum di bereskan. Pasha mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar sementara Guntur menggelengkan kepala tersenyum kecil sembari bercermin menyimpulkan dasi hitamnya.

”Punggungnya masih sakit?”

”Masih, tapi udah gak terlalu.”

”Serius?” tanya Guntur tak yakin.

”Iya.”

Cup.

Guntur menggandeng tangan Pasha turun ke bawah agar mereka sarapan. ”Pagi tuan, pagi neng.”

”Gimana punggungnya neng?” tanya Susi pada Pasha.

Gadis itu tersenyum sebelum menjawab. ”Udah gapapa ko.”

Guntur tersenyum ketika Susi perhatian pada Pasha, ibu paru baya itu sempat tertegun karena melihat majikannya tersenyum sampai memperlihatkan giginya yang putih rapi. ”Minumnya mau apa, neng?”

”Mau teh anget.”

”Boleh, kalo tuan?”

”Air putih aja.”

Susi mengangguk kemudian Pasha mulai makan bubur Manado yang Susi buat, sementara Guntur asik menopang dagu memperhatikan wajah Pasha yang asik makan. Ia senang karena Yuni dan Sofia sudah di tangkap sebagai tersangka tadi malam. Guntur tidak ingin kejadian ini terulang apalagi mencelakai gadisnya.

”Kenapa senyum-senyum?”

Merasa di perhatikan Pasha melirik Guntur. Pria itu hanya menggelengkan kepala, kemudian memakan roti panggang dengan madu. Pasha mengedikan bahu cuek, Guntur memang terkadang rada-rada.

”Di rumah sendiri gapapa kan?”

”Emang Abang mau kemana?”

”Ke kantor.”

Bohong.

Guntur akan mengurus Yuni dan Sofia terlebih dahulu. Tapi, ia tidak bisa berkata jujur pada gadisnya ini. Guntur hanya ingin, Pasha fokus dulu untuk sehat dan full istirahat di rumah. ”Beneran?”

”Iya.”

Nisa, Katrin, dan Rika akan menjadi saksi perbuatan Yuni. Mereka bertiga diam dan tidak dulu menceritakan pada Pasha. Salah satu ketiga remaja itu mendatangi Guntur di kantor saking baiknya ingin membantu Pasha.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang