GAB; 30

23.7K 1.4K 55
                                    

Ada yg berekspektasi gak sih konfliknya bakal gini? kiw.

Happy Reading ya, enjoy.

_______

Guntur melangkahkan kakinya bersama Riki menuju ruangan dimana ada Indah si guru yang tadi menelpon. Di dalam sana Guntur duduk berhadapan dengan wanita yang ia perkirakan umurnya belum genap empat puluh tahun. ”Jadi anda walinya Pasha Arinda?”

”Iya.”

Jawaban singkat dari Guntur membuat Indah terdiam beberapa saat. ”Begini pak, seperti yang sudah saya bilang di telepon tadi, Pasha jelas salah dan tidak mau meminta maaf pada Yuni yang sudah menjadi korban.”

”Tunggu dulu, saya ingin tau awal mulanya seperti apa.”

”Baik, akan saya jelaskan...,”

Guntur mendengarkan baik-baik apa yang di katakan Indah, tidak melewatkan sedikitpun kalimat yang keluar dari mulut wanita di depannya. ”Begitu, pak.”

”Boleh saya minta panggilkan Pasha?”

”Baik.”

Indah terlihat menelpon seseorang untuk menyuruh Pasha agar kembali ke ruangannya. Indah bahkan melewatkan keterangan saksi yang melibatkan ketiga teman Pasha yang tau kebenaran semuanya.

”Jadi ini hanya masalah adik Sofia tidak terima karena ada seorang pemuda yang suka sama Pasha, begitu?”

”Betul, pak. Awalnya Pasha di dorong oleh Yuni sampai terjatuh ke lantai hingga Pasha tidak bisa menahan emosinya dan berkata kasar. Pasha sudah menghina Yuni dengan mengatakan bahwa Yuni hanya gadis miskin, jelek, dan kakaknya masih guru honorer. Dan juga, Pasha mendorong Yuni sampai pingsan.”

”Permisi.”

Keduanya menolehkan pandangan ketika Pasha masuk dan duduk di sofa yang sama bersama Guntur setelah di persilahkan. Guntur sempat melirik luka di sikut Pasha membuat gadis itu menggelengkan kepala seolah memberi tanda jika ia tidak apa-apa.

”Ini surat peringatan kamu, Pasha. Dan karena kamu tidak mau meminta maaf pada Yuni kamu terpaksa harus di skorsing!” Guntur mengambil kertas yang Indah taruh di meja, Pasha hanya bisa terdiam melihat kertas itu kini berada di tangan Guntur.

”Terimakasih sudah menyempatkan datang.”

Guntur hanya mengangguk, kemudian keduanya keluar dari ruangan Indah. Guntur terdiam beberapa saat hingga berdiri berhadapan dengan Pasha. Ia menarik nafas kemudian membuangnya perlahan.

”Kenapa gak mau minta maaf?”

Riki beranjak dari duduknya ketika melihat sang atasan dan juga kekasihnya keluar. Pasha mendongak menatap Guntur tidak percaya. ”Karena aku gak salah.”

”Kamu boleh marah sama adiknya Sofia tapi gak harus ngomong kasar apalagi ngerendahin profesi orang, sha.”

Pasha mengepalkan kedua tangan, ia pikir Guntur tidak akan percaya dengan karangan cerita Yuni. Tapi, Pasha lebih kecewa ternyata Guntur belum mengenal dirinya sebagai mana gadis itu bersamanya setiap hari. Pasha pikir Guntur akan meminta penjelasan lebih dulu dari dirinya dan tidak menyimpulkan apa yang sudah terjadi.

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang