GAB; 31

23.9K 1.5K 23
                                    

Gimana guys?

______

Pasha terbangun, kepalanya terasa begitu berat. Pintu kamar terbuka lebar, entah siapa yang membuka setahu Pasha pintu sudah ia kunci. Seragamnya sekolahnya sudah tidak ada, tergantikan dengan kaos dan celana pendek sepaha. Pasha melihat Guntur yang tadinya berdiri di antara pintu sekarang masuk ke dalam.

”Susi ko yang gantiin baju kamu.”

Pasha menoleh tak minat. ”Oh.”

”Makan dulu yuk!”

”Gak laper.” jawab Pasha ketus.

”Tapi kamu belom makan.”

”Gak mau.”

”Nanti sakit.”

”Biarin, itu yang gue pengen. Biar cepet mati sekalian!”

Guntur menggelengkan kepala kemudian duduk di ranjang. Pasha menekuk kaki, tidak ingin kontak fisik sedikitpun dengan pria dewasa di depannya.

”Jangan ngomong gitu.”

”Lo gak sayang sama gue, tur.”

”Aku sayang sama kamu.” ujar Guntur penuh penekanan.

”Halah bacot!”

Pasha hendak beranjak, namun sakit di punggungnya begitu terasa ngilu sampai-sampai ia menjerit kesakitan. Guntur yang melihat Pasha meringis jelas saja panik, namun gadis itu sama sekali tidak ingin Guntur tolong.

Tanpa permisi, Guntur mengangkat tubuh Pasha ke gendongannya membuat Pasha berteriak tidak mau.

”Turunin!”

”Nggak.”

Guntur membawa Pasha ke tempat dimana menjadi favorit Pasha menghabiskan waktu. Ruangan tv dengan sofa nyaman. ”Mau ngapain?”

Pasha harap-harap cemas ketika Guntur mendudukkan dirinya dengan hati-hati di sofa. Pria itu khawatir dengan rasa sakit yang berhasil membuat Pasha sampai susah berjalan. ”Punggung kamu kenapa?”

Pasha memeluk bantal kecil dan duduk bersila, membiarkan Guntur memeriksa punggungnya. Pasha agak malu ketika Guntur menyingkap kaosnya sampai atas, ada luka lebam panjang yang berhasil membuat Guntur melongo tidak percaya. ”Siapa yang ngelakuin?”

”Mau gue bilang siapa pelakunya juga lo gak bakal percaya.”

”Pasha!”

Pasha sempat tertegun sejenak, apalagi mendengar suara Guntur jelas marah. ”Yuni.”

”Kenapa bisa?”

”Kita berantem.” jawab Pasha singkat.

”Kita ke rumah sakit!”

”Gue gapapa, gak usah lebay. Sayang duit lo pake pengobatan gue terus, 17 tahun lagi juga pasti mati.”

”Aku gak suka ya kamu ngomongin mati terus.”

GUNTUR ASKA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang