"Oy tembok!"
Raka terlonjak bangun dari tidurnya. Lebih tepatnya sih tadi ketiduran di meja belajarnya.
Darra sendiri sampai ngakak.
Sementara Raka, rasanya tuh anjim banget. Lagi asik nenangin pikiran, malah si curut dateng. Tau-tau udah di depannya. Nggak say salam lagiii. Inget lho ini jam berapa. Ke kamar cowok lagi.
Raka melirik jam dinding. Sesuai prediksinya, sekarang sudah pukul 8. Artinya hampir satu jam Raka tertidur usai shalat isya tadi. "Ngapain lo ke sini?"
Darra meringis tak berdosa. Tadinya sih pengin ngakak pas lima menitan nggak tega bangunin Raka. Soalnya diliat-liat mukanya yang ketiduran tuh cocok banget buat bahan aib. Akhirnya Darra menyempatkan untuk memotret diam-diam.
"Hahaa masa jam segini udah molor! Begadang dong kayak gue."
Raka terhenyak. Begadang aja bangga. "Lo mau apa jam segini nglayap?"
"Nahhh, gue tuh mau pinjem hoodie lo yang warna moccaaa."
"Ngg-"
Darra langsung berlari menuju lemari Raka berada. "Harus boleh!" Gadis itu langsung membuka daun lemari yang ternyata tidak dikunci.
Astaga!!
Sempak Raka rogol.
Di belakang sana Raka mendengkus kesal. Cowok itu sudah biasa menaruh tumpukan celana dalamnya di atas sendiri. Jatuh juga kann. Siapa juga yang suruh Darra buat main buka lemari orang. Dasar rese!
Setelah sepuluh detik tremor, Darra langsung menemukan deretan hoodie milik Raka yang tergantung di lemari gedenya itu.
"Ini nihh yang gue cariiii."
Raka menatap gadis itu dengan sabar. "Hoodie gue yang item juga belum lo balikin kan, Ra."
"Ada kok di rumah gue. Yang penting ini pinjem dulu."
"Ck. Modal minjem doang, beli kagak. Buat apaan emang?"
Darra tersenyum jaim. "Gue mau jalan sama calon ayang lahhh. Bentar lagi ayang Repan dateng. Byee!"
"Lo nggak boleh jalan sama Revan!"
Darra sontak bertanya-tanya. "Kenapa? Iri yaaa, iriiiii. Kasian yang nggak pacaran bo'ongan lagi."
"Bacot. Gue tuh cuma mau ngingetin kalau Revan nggak sebaik yang lo pikirin, Ra."
Darra hanya tersenyum. "Emang gue percaya? Bye!"
Gadis itu langsung ngibrit kabur. Raka hanya bisa menatapnya kesal. Nggak ada gunanya juga Raka ngurusin tuh bocah. Toh nggak berubah-berubah.
"Denger, Ra. Gue bakalan bikin tuh cowok TERCYDUK PURA-PURA. Itung-itung sebagai balas dendam gue ke lo yang tadi."
Masih ingat perkataan itu tadi siang di sekolah kan???
Yah. Raka bisa berpikiran begitu karena.....
Flashback on*
Kala itu, Raka baru saja selesai sparing dengan Revan. Revan lah yang menantangnya by one basket. Sparing itu dilakukan ketika semua murid telah pulang, terutama setelah Raka mengantarkan Darra pulang, cowok itu balik lagi ke sekolah.
Revan menepuk pundak Raka sambil tersenyum songong. "Emang dasar lo nggak bisa ngalahin gue. Buktinya gue menang. Lagi."
Raka seperti biasa, hanya dengan wajah datarnya. "Kalah menang udah biasa. Dan yang sombong kayak lo, juga biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad girl Is My Soulmate✔️
Roman pour AdolescentsAREA WAJIB VOTE!!! YANG VOTE SEMOGA JADI ORANG SUKSES.... °°° 💗 °°° Ini kisah antara dua insan yang saling bermusuhan, berbeda sifat, dan berbeda jenis kelamin tentunya. Raka adalah Good boy tampan dengan berbaga...