USAI SUDAH (END)

61 21 247
                                    

Janlup vote yagezzz trus komen yg banyak ya mwehehehe!





"Lakaaaa!"

Itu teriakan Darra ketika melihat sahabat kecilnya--alias si Raka, turun dari mobil usai bepergian bersama keluarganya. Lalu kaki mungil gadis itu mulai berlari kencang menujunya. Maklumlah rumahnya kan berjejeran meskipun berbeda kasta. Lagipula keluarga Raka tidak pernah sombong kepada tetangganya.

Hap!

Tinggi Darra yang hanya sedada Raka, selalu membuatnya terkesan imut, apalagi kini Darra bergelayut senang memeluk Raka. Percayalah, anak-anak yang masih balita memang sangat menggemaskan.

"Laka dali mana cih? Kok nggak ajak-ajak Dalla! Kan Dalla juga pengen jalan-jalan naik mobil."

"Males ah soalnya Rara rese kalo ikutt," sahut Raka. Berbeda dari Darra yang bicaranya masih belibet.

"Kata mami tuh kalo nggak lece nggak acikk. Katanya galing!"

Raka hanya terhenyak, lalu melepaskan Darra dari pelukannya. "Rara mau es krim ngga?"

"Mauuuu dongg yang laca coklat! Lala mau lima ya Lakaa!"

"Ih belinya juga cuma lima. Rara satu aja ya ntar giginya sakit...."

"Tapi kata mami, cakit gigi nggak bakal bikin ompong kayak buyutnya Laka yang di Bogol."

Riska dan Vano yang sempat bingung mencerna ucapan Darra, setelahnya pun tertawa. Lucu sekali Darra. Bahkan Raka pun mencubit pipi gadis menggemaskan itu.

"Mamaa pengen adek..." malu-malu Raka kepada Riska.

Kalau boleh pun seketika Darra ingin menjadi adek Raka. Adek yang patuh, bukan malah keras kepala seperti sifat asli Darra yang selama ini ditujukan kepada Raka.

•••

"Tunggu, Ra! Lo ee' di celana???"

Darra yang tadinya tengah berjalan anggun menuju kantin bersama Raka pun seketika mendelik kesal kala Raka bertanya begitu.

"Ngaco lo!"

Namun kali ini wajah Raka serius seraya menunjuk rok belakang Darra. "Tapi ini rok belakang lo kayak pekat-pekat basah, Ra."

Ya, rok biru khas siswi SMP itu memang kini tampak basah sebagian. Darra pun mencoleknya. Ketika dilihatnya, di tangan gadis itu malah bernoda merah.

"Huwaaa kok darah!!"

Raka ikut terkejut. Kalau dipikir-pikir perasaan Darra tidak duduk di tempat lain kecuali di dalam kelas selama dua jam matematika tadi.

Lalu melihat banyak yang berbisik-bisik tentang Darra, dengan cekatan pun Raka meminggirkan Darra dekat dengan tembok agar rok belakangnya tidak terekspos lagi.

"Perut lo tadi nggak sakit apa mules?" tanya Raka hati-hati.

"Iihh gue tuh nggak ngopet, Ka!"

"Iya bukan gitu. Maksudnya jangan-jangan lo--haid," bisik Raka. Oh tidak Raka juga tidak tahu tentang kewanitaan. "Mm gue cuma keinget pelajaran IPA aja kok."

Haid???

Darra yang gobloknya natural pun mencoba mengingat-ingat kata tidak asing itu dalam pelajaran IPA. Dengan lugunya lalu bertanya.

My Bad girl Is My Soulmate✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang