KESEMPATAN DIVA

34 29 253
                                    

Darra.cancii
Gw otw cuyy sediain bir sm rokok yg banyak buat gw

Malam itu Darra benar-benar nekat minum 3 kaleng bir hingga ia sempoyongan mabuk. Niatnya Badrun tuh 3 kaleng buat dibagi sama rata ke anggota genk-nya, eh malah nekat diembat sama Darra!

Mereka pun heran, saat itu Darra waras apa kagak?

Sebagai genk yang ramah, Badrun si ketua genk itu nggak mau anggotanya kenapa-napa. Awalnya dia telepon Revan tapi nggak diangkat. Dan akhirnya dia telepon Raka buat bawa pulang Darra yang tengah malam itu udah kayak gelandangan. Badrun juga sempet nasehatin Raka, kalo bestie lo lagi punya masalah mendingan jangan dibolehin nongki bareng kita deh bahaya seriusan!

"Raka nggak bareng Darra berangkatnya?" tegur Mama Riska.

Pagi ini seperti biasa ia melayani putranya yang pamit akan ke sekolah. Tolong, jangan ingatkan Raka lagi dengan Darra.

"Enggak. Raka berangkat, Ma. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, hati-hati Raka...."

Setelah menyaksikan motor Raka melaju jauh bersama sang empunya, wajah Riska langsung berubah lesu. Dia tau, Raka dan Darra sedang marahan lagi. Bahkan mungkin Darra udah nggak percaya sama keluarganya lagi.

"Tante sayang kamu, Darra."

Bergumam itu, lalu Riska memasuki rumah. Niatnya nanti akan menjenguk Meli ke rumah sakit.

* * *

Begitu Raka menginjakkan kakinya di kelas, ternyata Darra sudah berangkat. Tengah duduk dengan kedua tangan menumpu sisi kanan-kiri kepalanya. Darra pusing cuyy, mungkin efek mabuk tadi malam. Gila.

Dengan tampang dingin khasnya Raka duduk. Ingat ya, Raka dan Darra masih duduk satu bangku. Canggung. Sekarang Darra ngerasain itu.

"Tumben nggak berangkat bareng!" celetuk Diva.

Sejak Raka tolak confess-annya terus, tuh anak jadi makin julid. Dan dia sebenernya tau kalo Darra dan Raka lagi musuhan. Tentu saja Diva seneng banget dan berharap ini akan menjadi kesempatan emas baginya.

"Lagi marahan yaa cuyy?" Alexa yang turut menimbrung.

"Eh, Ka! Kemarin lo sakit apa sih kok nggak berangkat?" alih Diva bertanya khusus kepada Raka.

Raka membalikkan badannya ke belakang. "Demam. Btw kemarin ada tugas apa, Div?"

Heh serius ini Raka ngajak gue ngobrol? Tumben amat! Hadep-hadepan lagi. Inget yaa, kalo gue-Alexa duduknya di belakang Raka-Darra.

"Ooh, kemarin cuma suruh ngrangkum mapel sejarah sih. Tapii kemarin kelas kita kacau banget gara-gara-ehm!"

Gerak mata Diva yang menunjuk ke arah Darra membuat Raka paham. "Kacau gimana?"

"ITU LHO KA, SI CURUT PECAHIN KACA JENDELA KELAS SEBELAH!!!" Tersadar, Alexa yang lepas kendali itu langsung memelankan ucapannya, "Gara-gara Eja terus-terusan ngebacot Darra lonte gitu."

Jangan pikir Darra nggak denger omongan mereka bertiga. Darra lagi pusing dan males ladenin mereka. Gadis itu memilih diam.

"Katanya kelas kita suruh ganti, Ka. Tapi uang kas kita belum nyukup. Kas aja banyak yang nunggak. Apalagi tuh anak!" sindir Diva lagi.

Raka berdehem. Sungguh canggung. "Suruh ganti berapa?"

"200 ribu. Pecahin dua kaca sih soalnya tuh anak!"

Raka hendak berbalik menghadap ke depan lagi. "Oke Div, makasih infonya. Ntar biar gue yang ke kelas sebelah tebusin dulu."

"Etss, Ka! Kemarin juga tuh anak dorong Kak Bintan sampai jatuh trus tangannya retak. Kabur juga pas ulangan matematika, Bu Hilda marah. Pusing di gue tau."

My Bad girl Is My Soulmate✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang