RAKA JAHAT?

49 35 249
                                    

Untuk anak mami yang hebat....
seburuk-buruknya papi kalian, kalian jangan pernah benci yaa ke Papi kalian. Mami kenal banget, papi kalian itu bukan penjahat apalagi pembunuh, dia baik kayak malaikat. Kalian selalu percaya Mami kann??

Asal kalian tau ya Darra, Rey, kita sama papi cuma dipisahin sama jarak yang kita sendiri nggak tau seberapa jauh jarak itu....
Kalo Darra sama Rey kangen papi, inget yaa Mami juga kok. Mami selalu berharap cinta sejati Mami kembali.
Jujur, Mami capek :(

"Kenapa mami nggak bilang langsung sihhh kalo dia capee," lirih Darra dengan bibir bergetar hebat dan air mata yang terus turun.

Sekarang Darra paham kenapa maminya selalu menasihatinya gini, jadi perempuan nggak boleh manja plus cengeng lhoo Dar... Lemah banget ntar nggak laku baru tau rasaa jadi perawan tuaa!

Disitu Meli hanya ingin Darra setegar dirinya. Selalu terkesan humor di depan orang, padahal pesannya Meli rapuh oleh kesendirian tanpa Ditya---suaminya.

Darra mulai menyeka air matanya. Gadis itu berusaha tersenyum. "Darra pastiin, waktu Mami bangun nanti Papi udah kembali."

* * *

Raka yang dilanda gabut, nekat banget malem-malem gini ke balkon buat nyari angin, padahal baru mendingan. Ya nggak salah sihh Raka, soalnya bulannya lagi purnama jadi terang banget di luar rumah.

Jangan cemburu yeee
Lo tetep sahabat terbaik gue kok ;)

Setelah membacanya, Raka pun melipat sticky note yang berisi tulisan singkat, rapi khas perempuan itu. Alias tulisan tangan Darra. Ya, Raka baru sempet baca sticky note yang ada di coklat silver queen tanda pajak jadian dari Darra.

Cowok itu menunduk memejamkan matanya yang seketika terasa memanas, dengan perlahan ia lalu mendongak tepat ke arah indahnya bulan purnama yang bersinar di langit malam itu.

"Apa selamanya gue sama Darra cuma sahabat?"

Entah apa yang membuat Raka tiba-tiba lolos bergumam begitu. Tuhan, kenapa rasanya gue sakit tapi bukan fisik...

Hening~

Hingga akhirnya dirinyalah sendiri yang memecahkan keheningan tersebut. "Nggak. Lo nggak cemburu. Lo nggak cemburu, Raka."

Sudut mata Raka kemudian mengedar menerawang rumah kecil, persis di jejer rumahnya yang megah. Rumah sahabatnya yang sejak dulu sederhana. Dan sebagian orang mungkin akan berpendapat, bahwa Darra hanyalah--orang yang patut dikasihani.

"Ya, bener. Gue itu cuma peduli sama lo. Maka dari itu gue mau belajar buat nggak peduliin lo lagi, mungkin dengan sehari besok tanpa ketemu lo, Ra? Maaf....."

Ketika mata Raka lebih inci menatap ke arah jendela kamar milik Darra seraya mengucapkan, "Semoga mimpi lo selalu indah."

Tiba-tiba jendela tersebut dibuka dari dalam, menampakkan gadis yang... sedang Raka doakan itu.

Sial! Darra liat Raka.
Nyengir lagi. Lambai-lambain tangan juga ke arah Raka.

"Woyy lo udah sembuuuh?" tanya gadis itu agak berteriak.

Takutnya Raka nggak denger soalnya kan tuh rumah lebih tinggi. "Berarti lo besok jadinya berangkat sekolah..."

Raka nggak ngrespons sama sekali. Darra coba tanya lagi. "Ka, besok lo berangkat kann?"

Raka tetap diam. Dia nggak tau harus apa. Nggak kuat nahan batinnya yang berkecamuk, dia pun memilih langsung melengos masuk ke dalam kamarnya lagi.

Sementara Darra langsung melongo dengan batin tertekan. "Niat gue cuma liat bulan sebagai obat kesepian gue, kenapa mood gue harus mendadak turun gara-gara sikap lo yang aneh sih, Ka...."

My Bad girl Is My Soulmate✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang