Tok tok tok!
"Eh siapa tuh tante, Darra liat ya." Darra langsung melesat membukakan pintu rumah Raka.
Kenapa keluarga kunti dateng kesini. Apa Raka undang???
"Ngapain lo kesini?" sewot Darra yang kini mengahadapi Diva si tamu tak diundang itu. Ternyata bareng kedua orang tuanya cuyy.
"Siapa kamu?? Kita ke sini mau bersilaturahmi dengan keluarga Riska lah, kenapa kamu yang keluar?" Bukan Diva yang jawab, melainkan Arabella alias ibunya itu dengan nada tidak suka kepada Darra.
Inget kann, Arabella itu nama mamanya Diva sama Yura. Tante Arabella atau Bella itu yang dulu chat Raka, ngira Raka pacarnya Diva. Oke semoga inget ya guyss.
"Biasa lah Ma, cewek ini emang nggak jelas. Nggak punya sopan santun di rumah orang," ujar Diva.
"HEH---"
"Siapa ya?" Riska ikut keluar.
Bella langsung tersenyum lebar. Bagi Darra itu hanya senyum busuk. "Riska... Apa kabar?"
Riska ikut tersenyum, namun dengan mengernyit bingung. Sosok wanita berpenampilan holkay yang membawa kipas merah, dengan Diva temannya Raka ini, siapa? Dan laki-laki ber-jas keren itu, siapa? Apa keluarganya Diva?
"Alhamdulillah baik. Ehh ini Mbak Bella ya??" Seinget Riska dia itu Arabella, kakak kelasnya yang lenjeh, dulu sewaktu SMA.
Bella langsung mengangguk basa-basi. Riska pun masih bingung, sejak dulu ia tidak kenal lebih dengannya. Walaupun pernah sekali Bella memesan brownies Riska, tapi Riska kira Bella bukan ibunya Diva. Ngomong-ngomong ada apa mereka tiba-tiba kemari.
"Iya tante, ini mama sama papa aku," ujar Diva tersenyum lebar.
"Iya Ris, jadi ini-Dery suami aku. Anak pertama kita namanya Yura, nah Diva ini anak kedua kami. Cantik banget kan anakku... Nggak nyangka yaa kita punya anak seumuran."
Mau tidak mau Riska tersenyum ramah kepada Bella yang sejak dulu kebiasaan berkipas-kipas lenjeh seperti sekarang.
"Iya, Mbak. Diva itu juga sekelas sama Raka kok. Waktu itu pernah kerja kelompok disini."
"Hah iya, Ris? Huu ya ampunn, bagus dong kalo gitu..."
Bagus apanya sih! Gaje bet tuh orang! batin Darra geram.
Lalu Riska mempersilahkan keluarga Diva masuk, mereka ternyata membawa sebuah paper bag besar. Darra lagi-lagi bertanya, mau apa sih keluarga kunti itu dateng!
Begitu Raka telah mengakhiri makan tumpeng dan menuju ruang tamu, ketika tau siapa yang datang, mimik wajahnya langsung berubah. Tetapi ia mencoba tetap ramah. Sebagimana kan itu tamunya.
"Haii Ka, happy birthday ya. Intinya aja semoga apa yang lo inginkan segera terwujud ya..." ujar Diva seraya merangkul lengan Raka. Apa banget sih, Darra nggak suka.
"Thankss." Raka jelas risih, apalagi dilihat oleh ortunya langsung.
"Duhh ya ampun kamu ganteng bangett sihh, Raka. Btw masih inget tante nggak? Yang pernah chat kamuu." Ini Bella saja terpesona sama Raka. Pantesan putrinya iya.
"Ohh mamanya Diva?" tanya Raka. Patut aja anaknya lenjeh, emaknya aja gitu, pikirnya.
"Calon mertua kamu juga bisa kok, Raka," sahut Bella tertawa berlebihan.
"Hhh tante bisa aja."
"Ishhh jangan panggil tante, Mama aja dong ya Rakaa."
Huek! Darra bener-bener jengah. Tapi dia sama Rey cuma bisa duduk anteng nyaksiin mereka. Sementara ayahnya Raka sama ayah Diva memisahkan diri di kursi halaman rumah. Sebenarnya mungkin Vano nggak kenal, tapi yaa mau gimana. Dia harus menghargai tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad girl Is My Soulmate✔️
Teen FictionAREA WAJIB VOTE!!! YANG VOTE SEMOGA JADI ORANG SUKSES.... °°° 💗 °°° Ini kisah antara dua insan yang saling bermusuhan, berbeda sifat, dan berbeda jenis kelamin tentunya. Raka adalah Good boy tampan dengan berbaga...