DARRA KENAPA?

149 123 623
                                    

Blamm!

Sepulang kerja dan menutup pintu kamarnya dengan keras, Meli berjalan lemah meletakkan tasnya di atas nakas. Dengan pandangan tertunduk, wanita itu perlahan menjatuhkan bokongnya pada kursi depan cermin yang ada di dalam kamarnya itu.

Ia baru mendongakkan kepalanya, sembari menatap bayangan diri pada cermin itu. Bayangan dirinya yang terlihat amat sayu. Se-sayu perasaannya kali ini.

"Apa dunia ini terlalu sempit, Tuhan? Sampai aku harus bertemu dengannya lagi," tanya Meli hampir kehabisan suara.

Bertemu siapa? Apa yang membuat Mami Meli yang terkenal humoris itu menjadi rapuh seketika?

Sekarang wanita itu tampak mengingat kejadian beberapa jam lalu ketika ia masih di caffe.

In the Ditya's caffe_________

"Waiter!"

Seorang lelaki gagah----berkacamata hitam, barusan bertepuk tangan, memanggil salah satu pelayan di caffe tersebut. Lelaki itu terlihat belum menginjak umur 40-an.

Mengenakan jas mewah dan menyanding tas koper yang diletakkan di samping tempat duduknya, menandakan jelas bahwa ia berasal dari kaum kaya.

"Anda pelanggan baru yang tadi ya. Ada yang bisa dibantu?" tanya Waiter.

Tidak salah lagi. Lelaki itu yang beberapa menit lalu memesan menu kopi istimewa di caffe ini.

"Saya tertarik dengan citarasa kopi di sini. Bisa saya bertemu dengan pemilik caffe ini?" sahut lelaki tadi.

"Sebentar ya, Pak. Saya panggilkan Nyonya dulu."

"Bukankah pemilik caffe ini seorang pria?" sela lelaki tadi. Pasalnya, nama caffe itu kan, Ditya's Caffe.

"Betul, Pak. Tapi sekarang sudah diurus oleh istrinya."

Lelaki itu hanya mengangguk-angguk. Aku semakin yakin, caffe ini miliknya....

Sementara Meli yang merasa terpanggil pun kini menghampiri pelanggan tersebut. Meli berusaha tersenyum ramah kepada lelaki gagah yang sedang menyeruput kopi pesanannya sembari menatap pemandangan luar.

Jaga image Mami Meli!

"Apakah benar Anda yang ingin bertemu dengan saya?"

Sontak lelaki tersebut menaruh cangkirnya di atas meja dan membuka kacamata hitamnya. "Betul, saya yang ingin bertemu Anda selaku pemilik caffe in-"

Degghh

Keduanya sama-sama terkejut begitu saling mengetahui wajah orang yang mereka hadapi.

Apalagi jantung Meli yang berdegup kencang. Seluruh buku jarinya melemas. Tidak menyangka siapa yang dia temui sekarang.

Agak lama mereka bertatapan kaget, lelaki tadi akhirnya mengangkat bibir sebelahnya. Menampilkan senyum miring yang sulit diartikan. "Ternyata benar dugaanku. Kamu rupanya..."

Dan kali ini Meli sudah meneteskan air matanya. Sendiri. Di dalam kamarnya.

Siapa lelaki itu? Apa ada kaitannya dengan masalalu Meli?

* * *

"Tau nggak, Ka?"

"Apaan."

My Bad girl Is My Soulmate✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang