17-an

1.9K 297 201
                                    

Merah dan putih.

Entah mengapa dua warna itu yang sering terlihat sejak tadi di lapangan bola milik RW 09 ini.

Oh...

Tentu saja

Karena sekarang sedang memperingati kemerdekaan Indonesia.

Untuk itulah, kebersamaan yang sudah terjalin sejak dulu di gang Bhinneka kembali terbentuk. Mereka doang yang niat banget beli baju biar kembaran semua.

"Semua orang udah ada belum?" Tanya Mark yang udah kaya kepala suku, ngitungin semua orang biar ga ada yang ketinggalan.

"Udah!!!" Jawab Gilang yang udah siap bawa galon kosong buat dipukul-pukul pas anak kostan Bhinneka lomba nanti.

"Oke, nanti intinya jangan sampe ada yang luka atau terlalu maksa ya. Semuanya santai aja, jangan ambis. Ini cuma lomba 17-an, ga menang, ga mati." Ucap Mark yang serius karena di beberapa kesempatan penghuni Kostan Bhinneka itu sering banget luka-luka cuma karena ambis banget lomba.

Toh kalo menang juga ga akan dapet sertifikat rumah.

"Okay, doa dulu." Mark langsung menundukkan kepala dan semua orang mengikuti sesuai dengan agama mereka masing-masing.

Setelah selesai berdoa, Mark memimpin yang lainnya menuju lapangan.

"AYO ADEK-ADEK, MAS-MAS, MBAK-MBAK, IBU-IBU, BAPAK-BAPAK LANGSUNG MERAPAT KE LAPANGAN KARENA LOMBA AKAN SEGERA DIMULAAAIII"

Suara dari toa itu membuat semua orang bergerombol dan menunggu instruksi selanjutnya.

Lomba pertama dimulai dari lomba kelereng, yang ikut rata-rata anak SD atau anak SMP yang tingginya masih konted-konted. Lalu setelahnya lomba memindahkan bendera dan lomba terakhir untuk anak-anak adalah lomba masukin paku ke botol.

Nah, baru deh, setelah itu perang dimulai.

"YAK! SELANJUTNYA LOMBA MAKAN KERUPUK, YANG UDAH DAFTAR LOMBA LANGSUNG KE POSISI! YUK CEPET!!"

Gilang berdiri, kemudian menatap seluruh temannya "Aku pamit dulu, doakan aku ya teman-teman..." Ucapnya sok dramatis sebelum terjun ke medan perang.

"GILAAANGGGG!!!! SEMANGAAT!!!!"

Walaupun rata-rata pada teriak, pastinya Sheryl teriak paling kenceng soalnya Gilang suka ngambek kalo ga diteriakin.

Gilang kaget sih liat kerupuknya.

Gede banget!

"WOI INI MAH BUAT MAKAN BERTUJUH BISA ANYING!" Protes Gilang sambil bersungut-sungut.

"Kan harus diupgrade atuh, Lang..." Ucap salah satu lawan Gilang.

"Kelarnya besok ini mah..." Gilang engap duluan.

Tapi ga ada kata menyerah buat Gilang, dia harus bisa dapetin panci alumunium itu biar dipuji Alan!

Soalnya kata Alan, Gilang itu berguna banget dapetin alat-alat masak baru buat kostan.

"SATU... DUA... TIGA!!! MULAI!!!"

Gilang langsung melancarkan aksinya.

Bodo amat!

Gilang harus menang!

"Duh ga keliatan!!!" Jane protes karena orang-orang menutupi pandangannya dan berakhir dia harus berdiri dan berjalan mendekat.

"Jane! Sendalnya dipake dulu! Takut banyak beling!" Bian mengingatkan.

"Ke sana doang elah! Gue liat-liat jalan kok—AKH!!!!"

Orang-orang di sana menoleh dan langsung teralihkan fokusnya.

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang