Peluk

1.7K 250 430
                                    

Saat Nirmala tersadar, selain cahaya yang menusuk matanya, ia juga melihat suasana ruangan yang tidak seperti kamarnya sama sekali.

Awalnya ia kira itu mimpi, tetapi ia sadar ketika seseorang memanggil namanya.

"La? Bisa denger mas?"

Nirmala menoleh, kemudian mengangguk lemah.

Ren menghela nafas lega, kemudian ia segera mengusap kepala Nirmala penuh sayang dan sarat akan rasa khawatir.

"Mas takut banget waktu kamu pingsan... Tapi sekarang apa yang dirasa?" Ren bertanya pelan.

Nirmala menelan ludahnya dengan susah payah "Aku ga mau ketemu Frans lagi... Aku paham kenapa Karin selalu takut sama dia..."

"Gapapa, Lala... Mas bakal pastiin dia ga akan nemuin kamu lagi." Ucap Ren sambil menatap mata Nirmala lurus.

Gadis itu perlahan mencoba melupakan soal Frans, tetapi hal lain mengganggu pikirannya.

"Mas, aku mau ngomong sesuatu deh"

"... Soal?"

"Soal mas yang ngejauh dari aku." Ucap Nirmala dengan wajah sedihnya "Aku paham kalau mas mungkin jijik ngeliat aku, atau mas ga habis pikir kenapa aku kayak gini—"

"La—"

"Dengerin dulu, mas." Nirmala menghela nafas "Aku gapapa kalau mas emang mau ngejauh dari aku... Walaupun sedih, tapi aku paham kalau mas pasti shock banget pas tau aku jadi pelacur."

Ucapan Nirmala itu membuat Ren yang tadinya ingin menyangkal, kini menatapnya lebih tegas.

"Stop bilang hal-hal buruk soal kamu, La. Mas ga pernah berpikiran kayak gitu." Ren menggeleng "Maaf kalau sikap mas seolah kayak ngejauhin kamu, tapi mas cuma takut kamu malu... Makanya mas nyoba ngasih kamu ruang buat nafas."

"Jadi mas bukan marah sama aku?"

Ren menggeleng "Mas kaget, tapi mas ga punya alasan kuat buat marah. Memangnya mas siapa sampai harus marah sama kamu soal ini? Hidup kamu, pilihan kamu, La. Tapi kalau kamu minta saran sama mas soal ini, kamu jelas tau jawabannya apa."

Nirmala menunduk sejenak "Tapi aku belum pernah..."

"Hng?"

"Aku belum pernah disentuh lebih jauh sama siapapun. Ya... Kecuali kejadian tadi..." Ucap Nirmala yang kembali dihantui mimpi buruk.

Ren tersenyum nanar "Mas percaya sama kamu, La... Mas percaya kalau kamu masih dilindungi sama Allah."

Ucapan itu membuat Nirmala menangis, Ren segera memeluknya dan mengusap punggungnya lembut.

"Aku ga masalah kalau banyak yang benci sama aku, tapi boleh ga kalau Mas Ren jangan?" Tanya Nirmala pada orang yang terus mendekapnya ini.

Ren mengangguk "Iya, La... Mas ga akan benci sama kamu..."

"Assalamualaikum"

Mendengar suara yang familiar itu membuat Ren langsung melepas pelukannya dan langsung menjauh dari Nirmala. Ia bahkan sampai tanpa sengaja menjatuhkan kursi yang ada di sebelahnya.

"W-waalaikumsalam, ustadz..." Ren berdehem singkat.

Somad melirik Ren "Udah lama di sini nak Ren?"

Somad melirik Ren "Udah lama di sini nak Ren?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang