Harga

1.5K 236 301
                                    

"Kamu bilang apa tadi?"

Alan menelan ludahnya dengan susah payah "Dylan mau minta tolong..."

Ayahnya mendongak, kemudian bangkit berdiri dan menatap Alan dengan tajam.

"Setelah kabur dari rumah dan nyusahin papa, kamu mau minta tolong? Kamu tuh ga tau malu ya?" Tanya Pram dengan nada tegasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setelah kabur dari rumah dan nyusahin papa, kamu mau minta tolong? Kamu tuh ga tau malu ya?" Tanya Pram dengan nada tegasnya.

Alan menunduk dalam, kemudian memberanikan diri untuk menatap ayahnya.

"Dylan bakal ngelakuin apapun, asal papa bantuin Dylan..."

Pram mengangkat dagunya "Mau minta tolong apa kamu?"

Detik itu, Alan sungguh merasa bahwa keputusannya datang ke sini tak lain seperti perjanjian neraka.

"Tolong hapus video—"

"Kamu sama Axel?"

Alan membuka matanya lebih lebar "Engga! Bukan video itu!"

"Oh..." Pram mengangkat alisnya "Menurut kamu video itu ga perlu dihapus karena kalian memang pacaran ya?"

"Dylan sama Axel ga pacaran—"

PLAK!!

"BISA GA KAMU STOP BIKIN PAPA MALU?!" Pram menunjuk wajah Alan setelah menampar anak tunggalnya itu "KAMU ITU BAKAL JADI PENERUS PAPA! KAMU BAKAL PUNYA PERUSAHAAN INI NANTINYA! MAU JADI APA PERUSAHAAN KITA KALAU PEMIMPINNYA PUNYA KELAINAN KAYAK KAMU?!"

Alan memejamkan matanya kuat-kuat.

Baru satu kali, Lan... Lo bisa... - Alan menguatkan dirinya sendiri.

"Pa... Alan ga mau bahas itu sekarang—"

"Nama kamu itu Dylan! Bukan Alan! Jangan pakai nama banci itu lagi di hadapan papa! Ga cukup kamu ngejalanin hidup yang menjijikan selama ini?!" Bentak Pram.

Alan mengepalkan tangannya "Dylan... Cuma mau minta tolong sama papa buat hapus video yang sekarang udah tersebar di Twitter... Perempuan itu temen Dylan pa. Dia dijebak."

Pram mendecih "Kamu rela nurunin semua ego kamu dan kembali ke papa cuma buat nolongin temen kamu? Wow... Kamu ini baik hati atau bodoh sih sebenernya?"

"Jadi papa tau kalau keputusan aku ke sini itu keputusan bodoh?"

Ucapan Alan benar-benar memancing emosi Pram. Ia menarik kerah baju Alan dan kemudian melayangkan tamparan kedua.

Kali ini bukan hanya tanda kemerahan di pipi, tetapi sudut bibir Alan mulai berdarah.

"Kamu tau kan papa ga akan bantu temen kamu kalau sikap kamu kayak gini terus?!" Pram melotot tajam.

"Papa maunya Dylan kayak gimana lagi?" Alan menarik nafasnya ketika merasa kepalanya berputar.

Pram mendorong kepala Alan berkali-kali dengan satu jarinya "Jangan.bikin.papa.malu!"

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang