Jadian

1.8K 255 348
                                    

"Apaan si? Lu ngeliatin gue mulu. Kenapa? Ganteng ya?"

Sheryl memicingkan matanya, kemudian berpura-pura mual karena tingkah Gilang yang kepedean itu.

"Engga. Gue cuma kepikiran kata-katanya Bian aja." Ucap Sheryl sambil mengerdikkan bahunya.

Gilang mengerutkan dahi "Bian ngomong apa emang...?"

Sheryl hanya diam menatap Gilang, kemudian menggeleng "Kaga dah. Kayaknya dia korslet otaknya."

Karena itu Gilang mendecak "Lu tau kaga kalau cerita setengah-setengah itu pamali? Gua doain tai lu warna-warni baru rasa!"

Tentu saja Sheryl langsung memukul kepala Gilang karena kesal. Kutukan apa itu? Ga elit banget.

"Jadi lo ni ada apa tiba-tiba nraktir gue seblak?" Tanya Sheryl sambil melipat kedua lengannya di depan dada, langsung berniat menginterogasi.

"Makan dulu ajeee"

"Oh? Beneran ada sesuatu?" Sheryl mengangkat alisnya "Cerita sekarang buru! Banyak nyamuk tau!"

Gilang menghela nafas, kemudian memberikan jaketnya (lagi) untuk Sheryl. Entah sudah keberapa kali. Dan entah kenapa juga Sheryl tidak pernah ada itikad baik untuk mengembalikan.

Bukannya Gilang ga ikhlas, dia juga mampu sebenernya minta uang ke ayah Joni buat beli jaket. Tapi masalahnya apa kabar jaket jaket nya dia sekarang?

"Jadi gini..."

Sheryl tiba-tiba deg-degan karena wajah Gilang berubah serius.

"Lo tau kan... Gue ga pernah pacaran?" Tanya Gilang sambil menatap Sheryl lurus.

"... Ho'oh. Terus?"

"Jadi... Ada satu cewek yang gue suka." Sambungnya.

"... Oke. Siapa?"

Gilang diam selama beberapa detik untuk menatap mata Sheryl. Memastikan untuk kali terakhir sebelum ia membuat keputusan.

"Sofia." Ucapnya datar "Kita baru jadian tadi."

Sheryl benar-benar tidak menjawab apapun selama beberapa detik. Hanya matanya yang berkedip lambat seolah mencerna semuanya.

"O-oh... Sofia!!! Sofia yang cakep itu??? Yang beliin gue kebab? GILEEEE!!! Keren juga lu bisa macarin dia!!!" Sheryl tiba-tiba berseru heboh.

Gilang menarik satu sudut bibirnya, kemudian menundukkan kepala. Ia menarik nafas panjang sebelum mendongak kembali.

"Iya lah. Keren kan gue?" Gilang tertawa pelan.

"Jadi PJ nya cuma seblak nih? Yaelah... Gue kalo minta ke Sofia kayaknya dikasih yang mahalan dikit" Cibir Sheryl.

Gilang mendecak "Bersyukur kek lu!"

Sheryl pikir obrolan mereka soal Sofia akan berlangsung panjang. Tetapi ternyata Gilang berhenti berbicara setelah itu. Ia sendiri pun bingung harus memanjangkan obrolan seperti apa, karena jujur saja... Ia tidak tau apa-apa soal Sofia.

"Lang, gue balik ye" ucap Sheryl "Mules."

"Perasaan gue belinya ga pedes..." Gilang mengerutkan dahi.

"Iya... Lagi... Mules aje! Ga tau apa orang mau berak?!" Sheryl jadi sensi. Kemudian ia berjalan ke arah kostannya, meninggalkan Gilang yang bingung sendiri.

Tak lama setelah Sheryl pergi, Gilang menelfon seseorang.

Siapa lagi kalau bukan pacarnya?

"Halo? Kenapa nih nelfon sore-sore?"

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang