Pergi

1.3K 181 273
                                    

Gilang melajukan motornya menuju kostan. Menurut laporan dari Devin, katanya sih Mark ada di sana. Tanpa perlu banyak menunggu, Gilang langsung saja tancap gas.

Setelah ia masuk ke kostan, ia bisa melihat Devin dan Bian yang tengah sibuk main ps berdua.

"Yang lain pada kemana?" Tanya Gilang yang membuat Bian menoleh

"Bang Axel sama Mas Alan belum pulang, Mas Ren sama Bang Mark lagi di kamar kayaknya, bang" jawab Bian, tapi kemudian lelaki itu menepuk jidatnya kuat "YAHH!!!! Curang lo! Gue kan belom siap!!!"

Devin tertawa puas, ia senang sekali berhasil menjebol gawang milik Bian.

Gilang menghembuskan nafas, kemudian langsung menghampiri kamar Mark. Ia melihat lelaki itu tengah merapikan baju-bajunya.

"Belom gue usir kok udah rapi-rapi aja bang?"

Mark mengerutkan dahi, kemudian menoleh setelah mendengar suara Gilang.

"... Maksudnya?"

Gilang tersenyum miring "Lo ini yang paling pinter di kostan ini loh... Masa gitu aja ga ngerti?"

Mark menghela nafas, kemudian menaruh pakaiannya asal di dalam koper.

"Masalah Gigi ya?" Tanya Mark tenang

"Yuri hamil bang?" Tanya Gilang balik

"... Iya"

"Anak lu?"

"... Iya"

Gilang mendengus tak percaya, kemudian tatapannya berubah tajam "Jadi image lo yang selama ini jadi anak baik-baik itu cuma pencitraan ya?"

"Lang, gue tau lo marah—"

"Engga! Lo ga akan tau seberapa marahnya gue waktu denger adek gue satu-satunya pacaran sama cowok kayak lo, bang!"

Mark menelan ludahnya dengan susah payah

"Kenapa bisa gini sih bang?! Gue paling percaya sama lo di kostan ini! Gue kenal sama lo lebih lama dari yang lain! Kalau lo aja ga bisa gue percaya, siapa lagi yang bisa gue percaya di dunia ini?!" Tanya Gilang dengan tatapan nanar, ketara sekali lelaki ini menahan emosi.

Mark menunduk sejenak, kemudian mengangkat wajahnya untuk menatap Gilang tepat di mata "Gue ga tau itu anak siapa, Lang..."

"Tadi lo bilang itu anak lo! Sekarang beda lagi! Jadi cowok tuh yang konsisten dong!" Gilang membentak Mark karena sudah terlampau kesal

"Yuri bakal gugurin kandungannya. She said—"

"NO ENGLISH PLEASE? Otak gue lagi ga mampu translate!!"

Mark menghela nafas "Kemungkinan besar ini anaknya Yuri sama mantannya, tapi mantannya itu toxic banget... Dan dia lebih milih ngegugurin kandungan daripada balik ke mantannya atau jadi single parent."

"Terus? Lo berlagak pahlawan dan mau nikahin dia, gitu?" Tanya Gilang dengan alis terangkat "Apapun alasan lo ya bang, gue ga akan membenarkan tindakan lo! Karena hati adek gue yang lo korbanin!"

"Gue ga berniat ngorbanin hati Gigi—"

"BACOT" Gilang menyela "Dengan lo memilih buat nikahin Yuri aja udah jelas kalau lo lebih memprioritaskan keadaan Yuri daripada Gigi!"

Mark mengepalkan dua tangannya, kemudian ia menatap Gilang nanar.

"Lo tau ga kalau Gigi ga pernah bahagia sama gue?" Tanya Mark pelan

Gilang mengerutkan dahi

"Selama ini dia selalu mendem sendirian, dia ga suka gue terlalu deket sama Yuri... Gue paham perasaannya, tapi di sisi lain... Gue pun ga bisa ngejauh dari Yuri... Karena..." Lidah Mark terasa kelu, tapi kemudian ia memberanikan diri untuk mengatakan yang sejujurnya pada Gilang "Karena ternyata dari awal Yuri itu segalanya"

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang