Ada yang bilang katanya cara termudah untuk tau apakah kita mencintai seseorang atau tidak adalah saat kita merasa patah hati karena orang tersebut.
Mungkin itulah yang sedang dirasakan oleh Cherry saat ini.
Dengan ditemani satu kotak coklat yang tergeletak di sebelahnya, Cherry menangis di lipatan lututnya.
Cklek
Cherry mendongak ketika mendengar suara pintu terbuka. Tetapi bukan lelaki yang ia harapkan, melainkan Devin ada di sana.
"Lo kenapa, Cher?" Tanya Devin yang langsung bergegas menghampiri Cherry dengan khawatir.
Cherry menggeleng dan berusaha menjauh dari Devin.
"Lo kenapa nangis sih?" Tanya Devin lagi yang kini menatap coklat di sebelah Cherry. Ia mengeceknya, takut coklat itu membuat Cherry sakit perut atau apa.
Tetapi bukannya kandungan berbahaya yang ada di sana, Devin malah melihat sepucuk surat ketika ia membuka kotaknya.
Surat yang secara garis besar berisi bahwa Cherry baru saja menyatakan perasaannya pada Terry.
Devin menggenggam surat itu lebih kuat. Kemudian ia menatap Cherry yang masih ada jejak airmata di wajahnya itu.
"... Lo barusan nembak Terry?" Tanya Devin pelan.
"..."
Devin menaruh kembali surat tersebut ke dalam kotak "Jadi dari awal alasan lo ga mau pacaran sama gue karena Terry ya?"
Cherry menoleh dengan matanya yang berkaca-kaca "Dev, bisa ga usah bahas itu dulu kan?"
"Gue cuma ga ngerti aja..." Devin menatap Cherry nanar "Kenapa lo harus sakit karena orang lain, padahal gue ada di sini buat lo dari awal...."
Ucapan Devin itu terdengar sangat menyakitkan untuk siapa saja yang mendengarnya.
Tak terkecuali untuk Cherry yang langsung merasa tidak enak pada Devin karena harus mengetahuinya sekarang.
"Maaf, Dev... Gue bukannya ga mau... Tapi hati gue ga bisa dipaksa." Cherry menunduk sedikit "Lo kalau mau benci sama gue, silahkan. Gue udah jahat sama lo... Gue bakal merasa lebih tenang kalau lo berhenti suka sama gue."
Ucapan Cherry membuat Devin terasa tersambar petir di siang bolong.
Apa katanya?
Lebih tenang?
"... Kurangnya gue dari Terry apa sih, Cher?" Tanya Devin dengan alis terangkat.
"Ini bukan masalah siapa yang lebih baik—"
"Masa?" Devin memiringkan kepalanya "Kalau lo menganggap gue lebih baik dari Terry, lo ga akan suka sama dia Cher..."
Devin menarik nafas dalam-dalam, kemudian menatap Cherry setelah semua emosinya berhasil ia kendalikan.
"Mungkin lo emang ga suka sama gue... Gue paham sekarang. Dan lo bilang lo akan lebih tenang kalau gue ga suka sama lo kan? Okay. Gue berhenti sekarang." Ucap Devin tanpa ekspresi.
Setelahnya Devin berdiri, kemudian meninggalkan Cherry tanpa sepatah kata lanjutan.
Sementara itu Cherry merasa ada yang hilang setelah Devin keluar dari pintu itu. Seolah setelah ini tidak ada lagi yang akan memperhatikan dirinya.
Tapi ia juga tidak bisa egois dan membuat Devin terus menunggu dirinya yang bahkan tidak tau kapan akan membuka hati.
Mungkin lebih baik begini...
Lebih baik Devin membencinya sekalian daripada ia terus menerus menyakitinya.
Brak!
Cherry melotot kaget ketika melihat Devin datang sambil menarik kerah Terry.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Warna 1 Asa [END]
Fanfictionrainbow ; a combination of 7 different colors that came after the storm /// Mark-Gigi ; about selflove Ren-Nirmala ; about falling in love in all conditions Axel-Rindu ; about revenge Gilang-Sheryl ; about friend zone Dylan-Aretha ; about who stay...