Devin sedari tadi mencoba untuk mendistraksi pikirannya dengan bermain game. Karena jujur saja emosinya sedang tidak stabil.
Ia memilih untuk tidak bertemu dengan Cherry sejak dua hari lalu karena ia takut emosinya justru akan salah sasaran.
Devin paling tidak mau membuat Cherry takut apalagi sedih.
"Udah lama, Vin?" Tanya Liana sambil menaruh tasnya di kursi yang kosong.
Devin sengaja mengajak ibunya makan bersama di restoran, karena ia ingin tau kebenaran dari mulut wanita yang paling ia hormati ini.
"Baru kok, mi." Jawab Devin datar
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Liana sambil menyentuh dahi Devin, tetapi lelaki itu menghindar.
"Gapapa." Jawab Devin tanpa membuat ekspresi apapun
Liana merasa ada yang tidak beres dengan anak bungsunya itu. Jadi ia kembali bertanya "Kamu ada masalah apa?"
Devin menarik nafas sekali sebelum menatap ibunya lurus "Di belakangku, mami bilang apa aja ke Cherry?"
"..."
"Kenapa mama kayak gitu sih, mi?"
"Maksud kamu gimana sih? Mami ga ngerti" Liana berpura-pura tidak paham dan mencoba untuk tetap tenang.
"Mami bilang Cherry sama aku ga sederajat kan?" Tembak Devin langsung "Kenapa mami bilang gitu?"
Liana yang tadinya ingin berpura-pura tidak tau akhirnya mengalah dan menghela nafas "Iya. Mami emang bilang begitu. Tapi kamu jelas tau alasannya apa—"
"Engga. Aku ga tau. Coba jelasin." Devin sedikit menuntut
"Denger ya, Vin! Kamu ini anak laki-laki dari keluarga Adibrata! Kamu bakal nerusin perusahaan papi kamu! Kamu fikir kenapa mami ga seneng kamu pacaran sama dia? Ya karena apa kata orang nanti kalau kamu pacaran sama dia? Kamu mau dia dibilang matre? Digunjing sama kolega kita?" Jelas Liana "Percaya deh, mami ngelakuin ini semua demi kalian kok..."
Devin mengerutkan dahinya "Mami tau ga sih aku sesayang apa sama Cherry?"
"Kamu itu masih muda, tau apa soal cinta?" Liana menggeleng "Ga usah terbawa sama perasaan sesaat, Devin. Besok-besok kamu bakal sadar kalau dia ga punya pengaruh apapun dalam hidup kamu!"
Devin terperangah tak percaya. Bagaimana bisa ibunya berkata dengan semudah itu padahal ia tidak tau seberapa besar usahanya untuk memenangkan hati gadis itu.
"Mami bisa bikin kamu sadar kalau Cherry itu sebenernya ga ada apa-apanya." Ucap Liana sambil menunjuk Devin
"Gimana? Gimana caranya? Emang mami siapa bisa bikin hatiku berubah?" Tanya Devin dengan alis terangkat
Liana tersenyum tipis "Mami mungkin ga bisa bikin hati kamu berubah... Tapi mami tau orang yang bisa."
Devin mengerutkan dahinya, tak mengerti. Liana menoleh ke pintu restoran, kemudian melambaikan tangan pada seorang gadis yang berdiri di sana.
Dan detik itu Devin mendengus tak percaya.
"Halo, tante~"
Liana tersenyum "Halo sayang... Nih, kenalin. Anak Tante."
Gadis itu mengulurkan tangannya "Gue Grace."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Warna 1 Asa [END]
Fanfictionrainbow ; a combination of 7 different colors that came after the storm /// Mark-Gigi ; about selflove Ren-Nirmala ; about falling in love in all conditions Axel-Rindu ; about revenge Gilang-Sheryl ; about friend zone Dylan-Aretha ; about who stay...